HUT ke-59 Tahun YTK: Memperkuat Komunitas Menata Masa Depan Anak Didik

RD Servasius Samuel, PLT Ketua Yayasan Tunas Karya. (Foto: Jurnaltimur.com)

PANGKALPINANG, LASPELA- Yayasan Tunas Karya (YTK) merupakan lembaga pendidikan milik Gereja Katolik Keuskupan Pangkalpinang. YTK menaungi berbagai tingkat pendidikan mulai dari playgroup, taman kanak-kanak (TK), SMP, SMA dan SMK yang tersebar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dan Kepulauan Riau (Kepri). Tepat 9 September 2017, YTK merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-59.

Perayaan HUT tahun ini berlangsung semarak. Sedikitnya 400-an peserta yang terdiri dari tenaga pendidik, kependidikan, pensiunan, dan para pengurus yayasan berkumpul dan bergembira bersama dalam suasana kekeluargaan di SMP Santa Theresia Pangkalpinang selama dua hari yakni Sabtu, 9 September hingga Minggu, 10 September 2017.

Plt Ketua Yayasan Tunas Karya Romo Servasius Samuel, S. Psi., M. Psi., menyampaikan, perayaan HUT ke-59 YTK menjadi kesempatan untuk mensyukuri anugerah Tuhan sembari memperkuat komunitas dari dalam guna mendampingi anak-anak dalam membentuk, menata masa depan mereka termasuk juga menjaga eksistensi YTK ini.

“Saya mengapresiasi semua yang berkenan hadir dan bergembira bersama dalam suasana kekeluargaan ini. Konsep perayaan ini ialah perayaan keluarga. Suasana kekeluargaan tampak dari kehadiran kita disini, dan inilah cara kita memperkuat komunitas. Dengan cara ini kita bangun keterikatan hati dan budi sebagai insan pendidik yang utuh dan tumbuh dalam kualitas pendidikan kita,” kata Pastor yang juga psikolog ini kepada wartawan LASPELA, Sabtu (9/9/2017).

Lebih jauh Romo Samuel, begitu ia disapa, menandaskan, membentuk komunitas yang kuat menjadi target pertama dan terutama untuk maju bersama. Kalau komunitas itu tidak diperkuat, maka diyakini tidak bisa bergerak lebih leluasa.

“Kalau komunitas itu kuat, kita harapkan akan lahir program-program strategis yang dapat mendukung kegiatan pendidikan di sekolah kita. Kalau komunitas itu kuat, pasti pekerjaan-pekerjaan seberat apapun akan dijalankan dengan baik,” imbuhnya.

Komunitas Empati

Penanggungjawab Lembaga Psikologi Terapan (LPT) PERSONA ini menghimbau keluarga besar Yayasan Tunas Karya agar menjadi komunitas yang mengedepankan empati dalam mendidik peserta didik.

“Kita harapkan guru yang berkomunitas tadi ialah guru yang memiliki empati satu sama lain, guru yang bisa selesaikan masalah tanpa kekerasan tapi berdasarkan pertimbangan hati nurani yang baik,” ujarnya.

Komunitas empati, lanjutnya, juga menjadi moto YTK yakni Buka pikiran, sentuh hati, bentuk masa depan. Ini menjadi kata kunci yang dipakai dalam menggerakan seluruh karya di YTK bersama tenaga pendidik dan kependidikan.

“Kita harapkan mereka mampu menyelesaikan masalah dengan akal sehat, tapi juga dengan nurani yang tulus dalam menata masa depan peserta didik,” tukasnya. (Stef)

Editor: Stefan H. Lopis