Oleh: Agus Ismunarno
Pemimpin Redaksi LASPELA
SINGAPURA, LASPELA – Kevin Anderson, mantan editor di BBC dan The Guardian membuat kejutan saat berbicara di Nanyang Technological University, Singapura, Selasa 5 Desember 2017.
“Orang tetap akan membaca tulisan long form dengan waktu yang lama,” kata Kevin menohok kelatahan habituasi membaca scanning.
Kalkulator maya speechinminutes mencatat waktu 12,5 menit untuk membaca 2.000 kata dengan kecepatan baca 160 kata per menit. Akankah kultur membaca artikel panjang akan datang kembali?
Ketika Mario Garcia meredesign harian KOMPAS mengantisipasi era internet dengan artikulasi konsep navigasinya, pembaca tetap menginginkan tulisan panjang dan mendalam walau harus concise (padat).
Kevin yang berbicara dalam media workshop hasil kerja sama World Association of Newspapers and News Publishers (WAN IFRA) dan RGE Journalism Workshop 2017 itu seperti dikutip kompas.com menyatakan, pada dasarnya kita ingin orang tetap membaca cerita kita dan menghabiskan waktu lebih lama, sekalipun kenyataan yang ada malah sebaliknya.
Hal tersebutlah yang kemudian menjadi tantangan bagi surat kabar, dan lebih jauh juga menjadi tantangan dalam menarik pengiklan untuk menjaga keberlangsungan media massa.
Mengacu pada istilah paparan berformat panjang atau long form, Kevin kemudian memberikan sejumlah contoh bagaimana media internasional memberikan cerita panjangnya dalam bentuk yang tidak sepenuhnya tulisan.
Surat kabar itu mengandalkan visual, ilustrasi dalam bentuk lebar hingga mengganti paragraf-paragraf berisi data menjadi sebuah infografis, foto-foto dan video.
Di Indonesia, Kompas.com sudah membuat long form VIK (video interaktif ķompas). LASPELA MEDIA GROUP menuju ulang tahun keduanya juga membuat long form dengan menciptakan LASPELA MEGAZINE.
Edisi Perdana LASPELA MEGAZINE mengangkat Happy Golden Wedding Anniversary Jusman Liu-Yuliana Then dalam bentuk digital yang bisa dishare linknya ke media konvergensi. KLIK: LASPELA GROUP LUNCURKAN LASPELA MEGAZINE
Narasi Menarik dan Penting
Berbicara tentang masa depan media massa dengan kultur surat kabar berformat long form, perubahan dalam cara menyampaikan menjadi kuncinya.
“Masa renaisans jurnalis (berformat paparan panjang) tidaklah mustahil bagi mereka yang mencari cerita, riset, wawancara, memfilmkannya, memotretnya, lalu menjahitnya menjadi satu dengan narasi yang benar dan melalui pengawasan editorial,” kata Kevin mengutip editor feature di BBC News Online, Giles Wilson.
Para pakar itu memiliki argumentasinya sendiri bahwa di masa depan long form tetap mendapat tempat di kala orang masih suka mengenang yang memorable dan kehidupan yang lebih mendalam.
Apalagi format long form itu tersimpan rapi di perpustakaan dunia yang bernama internet; Kapan dan dimanapun kita bisa mengenangnya kembali untuk merayakan kehidupan masa depan kita. Semoga!