Santri Berprestasi Jago Desain

Sarah Aurora dan Felika Agita Anggani, dua santriwati Pesantrean Hidayatussalikin mempunyai ketertarikan terhadap design fashion.

PANGKALPINANG, LASPELA – Sarah Aurora dan Felika Agita Anggani dua santriwati yang menempuh pendidikan di Pesantrean Hidayatussalikin mempunyai ketertarikan kuat terhadap design fashion. Dari suka menggambar, Sarah dan Felika sadar ternyata mendesign sebuah baju merupakan salah satu potensi yang dapat menghasilkan.

Sarah remaja kelahiran 22 November 2006 dari pasangan Ahmad Faisal dan Legi Septiani ini, mengaku mulai menyukai menggambar dari melihat karya gambar orang lain dan takjub ternyata sebuah goresan dapat menciptakan maha karya gambar yang estetik, dari situ ia mulai tertarik mempelajari dan melatih kemampuan menggambarnya.

“Sebelumnya saya tidak tahu ternyata saya bisa menggambar, lalu saya melihat Abang Subuh menggambar saya takjub ternyata bisa dibuat sebagus ini, dari situ saya mulai sering melihat beliau menggambar dan belajar sedikit demi sedikit, dari mulai gambar-gambar orang dan gambar benda-benda lainnya,” katanya.

Seiring bertambahnya usia, remaja kelas XII SMA ini mempunyai ketertarikan dengan design fashion dan menyadari dari sebuah gambar ternyata bisa menghasilkan sebuah karya yang lebih dari ini.

“Coba diteliti dan dicari mengikuti instagram tentang fashion-fashion dan dari sana tertarik untuk mempelajari lebih dalam. Ternyata fashion juga mengundang perhatian orang luas, jadi karena kita bisa kenapa tidak, yang harapannya bisa kita buat sebuah baju yang bisa kita jual dan akhirnya baju tersebut bisa kemana-mana,” tuturnya.

Salah satu yang menjadi karya Sarah ialah membuat sebuah baju dari plastik, dimana baju ini ditampilkan disetiap acara-acara kreatif di Pesantren Hidayatussalikin.

“Sebuah fashion dari plastik tersebut merupakan karya seni yang membutuhkan kecerdasan seseorang, karena tidak semua fashion itu harus dari barang yang baru dan mahal, kita bisa menggunakan dari barang yang sudah dijadikan sampah, itu bisa didaur ulang lagi dan bisa menjadi sebuah karya indah yang dimana sampah tidak berharga menjadi berharga yang kita buat kita olah dengan sebaik mungkin,” bebernya.

Ketika sekolah menggelar lomba atau pentas seni, di situlah Sarah bisa mengaplikasikan idenya untuk ditampilkan ke publik.

“Jadi kita berpikir barang apa yang bisa kita olah untuk ditampilkan namun tidak menghabiskan duit kita, kebetulan di sini banyak sampah plastik dari pada hanya menjadi sampah maka kita jadikan sebuah karya, yaitu fashion baju dari sampah plastik,” jelas Sarah.

Sarah menginginkan kedepan ia mempunyai kesempatan untuk membuat baju secara real, terlebih ibunya juga mempunyai hobi menjahit sehingga ia mengetahui keterampilan membuat baju.

“Tentu kedepan saya ingin membuat baju secara real, namun untuk sekarang saya ingin belajar-belajar dulu, sambil mengasah kembali kemampuan menggambar dan menciptakan design-design fashion kekinian,” imbuhnya.

Remaja yang bercita-cita menjadi seorang guru ini menargetkan dapat berkuliah di IAIN Bangka Belitung (Babel) dengan jurusan Pendidikan.

“Karena jika menjadi guru dapat menyalurkan ilmu yang kita punya, contohnya saja seperti menggambar ini, dengan mencari seorang guru bisa mengajarkan cara-cara menggambar,” tuturnya.

Sementara itu tak jauh berbeda dengan Sarah, Felika yang lahir pada 7 Agustus 2007 dari ayah Anugrah Martadinata (Alm) dan ibu Rika Rusanti juga mempunyai bakat menggambar sejak kecil, dari menggambar iseng-iseng Felika juga mempunyai ketertarikan mendesign fashion.

“Saya memang suka gambar, awalnya gambar itu kalau lagi gabut, gambar orang-orang atau kaligrafi. Dari TK memang suka gambar dari gunung-gunung, pemandangan tapi sekarang saya lebih suka membuat orang-orang dan mempelajari dari youtube,” katanya.

Felika juga mengikuti lomba-lomba Kaligrafi, yang semakin membuat dia mengetahui macam-macam kaligrafi dan membuat dia lebih tertarik dengan seni kaligrafi.

“Ternyata banyak jenis-jenis kaligrafi, jadi karena dapat dukungan orang tua juga jafi semakin suka ngegambar baik fashion design atau kaligrafi,” tuturnya.

Felika menargetkan akan melanjutkan pendidikan ke Atma Luhur Babel dengan mengambil Design Komunikasi Visual. Untuk target kelulusan Felika ingin memberikan sebuah kebanggaan kepada orang tua.

“Tentu diusahakan yang terbaik, dengan berusaha itu mungkin bisa membahagiakan orang tua, memberikan yang terbaik dan membagi ilmu kepada anak-anak Pangkalpinang,” tuturnya. (dnd)

Prestasi Sarah :
– Juara 1 MTQ tingkat Kecamatan dan Kota
– Juara 3 MTQ tingkat Provinsi
– Lomba Qiroat Juara 2 Kecamatan
– Lomba Pidato di Bangka Pos juara 1
– Lomba Pidato di Pospeda juara 2 Provinsi
– Jadi penulis puisi terpilih dan dibukukan.

Prestasi Felika :
– Juara 1 MTQ Tingkat Kecamatan
– Juara Harapan 3 Kaligrafi
– Menjadi Penulis Terpilih dan dibukukan