Angka Kematian Ibu Melahirkan Beltim Meningkat, Aan : Jangan Begitu Ada Masalah Yang Disudutkan Bidan

MANGGAR, LASPELA– Wakil Bupati Belitung Timur tidak ingin tingginya kasus kematian Ibu melahirkan di wilayah Beltim menjadi tanggung jawab satu profesi. Ia meminta semua komponen atau instasi yang terkait agar juga bersama – sama memerangi stunting dan juga kematian ibu dan anak, Jum’at (28/8/2020).

Tercatat pada tahun ini hingga bulan Maret lalu ada 9 kasus kematian ibu melahirkan di Kabupaten Belitung Timur, hal ini berbanding jauh dari tahun – tahun sebelumnya. Peningkatan ini menjadi perhatian khusus oleh Dinas Kesehatan Provinsi Babel serta Wakil Bupati Belitung Timur.

Menurut Wakil Bupati Beltim Drs. Burhanudin atau yang akrab di sapa Aan, mengatakan jika peningkatan tersebut harus dilakukan tindakan per wilayah, agar kasus tersebut dapat diketahui penyebabnya dan cepat untuk memberikan penanganannya.

” Kita harus melakukan pemetaan, pemetaan itu di daerah mana? Desa mana?, Terjadi kematian ibu yang tinggi dan terjadinya Stunting, “Why How” ( Kenapa? Bagaimana?) nya harus dilakukan identifikasi. Apa yang menyebabkan terjadinya Stunting? Apa penyebabnya Ibu melahirkan meninggal dunia?,” tanya Aan.

Menurut Aan, tingginya angka kematian ibu melahirkan tak serta merta dapat menyalahkan seorang bidan. Karena seorang bidan pastinya sudah menjalankan standar operasional prosedur dengan menerapkan kartu kontrol tiap bulannya. Selain itu, bidan juga sangat memperhatikan ibu yang hamil dengan memberikan vitamin dan pelayanan lainnya sampai sang ibu melahirkan.

” Setiap bidan itu mempunyai kartu kontrol untuk ibu – ibu hamil, dari usia kandungan Nol Bulan hingga 9 Bulan. Disitulah mereka melakukan pendataan dan memberikan vitamin, memberikan segala macam kepada ibu – ibu yang melahirkan,” jelas Wabup.

Oleh karenanya sambung Wabup,  pentingnya koordinasi antar instansi, agar Bidan di Beltim tidak selalu disudutkan jika terjadinya kasus kematian ibu melahirkan, maupun kasus kekurangan gizi ibu dan anak.

” Untuk mencegah (kematian dan stunting) harus ada identifikasi. Kalau masalah itu ada di ekonomi, tugas mereka (Bidan) menyampaikan kepada institusi yang lain. Kalau semuanya Bidan yang melakukan tidak mungkin impossible itu, kalau ada masalah ekonomi yang menyangkut gizi buruk, sampaikan kepada institusi yang lain, itulah gunanya koordinasi, sehingga jangan begitu ada masalah yang disudutkan dan diadili itu Bidan, sementara Bidan tidak menangani masalah itu (ekonomi),” tukasnya.(*)