Inilah Seruan Politik Damai dari Komisi Kerawam KWI dalam Pilkada Serentak 2018

Oleh: Agus Ismunarno
Pemimpin Redaksi
LASPELA Media Group

  • Jadilah Pemilih Cerdas, Bertanggungjawab, Proaktif
  • Jadilah Pemilih Rasional dan Tahu Siapa Pemimpin yang DipiliJadilah Pemilih yang Berani Menolak Politik UangPilihlah Kandidat yang Beriman, Amalkan Pancasila & Bhinneka Tunggal Ika
  • Pilihlah Kandidat yang Berani dan Tegas Menolak Radikalisme
  • Pilihlah Kandidat yang Berani Menolak Segala Bentuk Intoleransi
  • Pilihlah Kandidat yang Memperjuangkan Kepentingan Umum
  • Pilihlah Kandidat yang Memperjuangkan Aspirasi Gereja Katolik
  • Pilihlah Kandidat yang Mempunyai Rekam Jejak yang Baik
  • Pilihlah Kandidat Berdasarkan Suara Hati
  • Pilihlah Kandidat Bukan karena Adanya Tekanan dan Pesanan Tertentu
  • Pekalah dan peduli dengan Sesama Pemilih
  • Pekalah pada Pemilih Disabilitas atau Keterbatasan yang Lain

“Jika kita merasa sebagai orang Kristen yang baik, kita semestinya juga menjadi seorang patriot yang baik.
Karenanya, kita merasa bahwa kita 100% patriotik sebab kita juga merasa 100% Katolik.
Malahan, menurut perintah keempat dari Sepuluh Perintah Allah, sebagaimana tertulis dalam Katekismus,
kita harus mengasihi Gereja Katolik, dan dengan demikian juga mengasihi negara, dengan segenap hati.”
Mgr Albertur Soegijapranata, Pahlawan Nasional

JAKARTA, LASPELA – Besok pagi (27 Juni 2018) Bangsa Indonesia menyelenggarakan Pemilihan kepala daerah (Pilkada). Seluruh bangsa Indonesia lintas semua suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) akan memilih pemimpin di daerahnya masing-masing untuk memajukan daerah sebagai negarawan.

Umat Katolik, sebagai bagian bangsa ini terpanggil untuk ikut merawat dan memajukan kehidupan demokrasi yang sehat, bersih, dan bermartabat. Umat Katolik yang dalam dirinya senantiasa taat pada 100 persen Indonesia, 100 persen Katolik itu turut berpartisipasi aktif dalam pesta demokrasi serentak itu dengan menggunakan hak pilihnya.

Dalam keterangan pers yang diterima LASPELA Media Group, Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia (Komisi Kerawam KWI) menyampaikan, “Pilkada serentak yang berlangsung di 171 daerah menjadi momentum untuk menghayati semboyan “100 Persen Katolik dan 100 Persen Indonesia” sebagaimana telah diajarkan oleh Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ.

Sebagai pedoman moral politik, Komisi Kerawam KWI menyampaikan lima seruan untuk menjadi perhatian bersama. Seruan ini ditandatangani Mgr. Vincentius Sensi Potokota (Ketua Komisi Kerawam KWI) dan RD. P. C. Siswantoko (Sekretaris Eksekutif).

Bonum Commune

Politik pada dasarnya baik karena sarana untuk mewujudkan kesejahteraan bersama (bonum commune). Dalam seruan pertamanya, Komisi Kerawam menyatakan, politik sendiri mengandung nilai-nilai luhur seperti pelayanan, pengabdian, pengorbanan, keadilan, kejujuran, ketulusan, solidaritas, kebebasan, dan tanggung jawab.

Politik menjadi tampak tidak baik, suram, dan kotor karena para pelaku atau aktor politiknya yang sering mengabaikan nilai-nilai tersebut. Namun, jika nilai-nilai itu dihidupi dan menjadi pegangan dalam hidup berbangsa, maka politik akan menjadi salah satu bidang kehidupan yang amat mulia.

Dalam seruan kedua, Komisi Kerawam menyatakan Umat Katolik dipanggil dan diutus oleh Allah untuk menjadi garam dan terang dunia (bdk. Mat.15:13-14). Dalam konteks Pilkada ini, garam dan terang dunia itu dapat diupayakan dengan menjadi pemilih yang baik, bijak, dan cerdas; menjadi bagian dari panitia penyelenggara dalam berbagai tingkatan; menjadi kandidat yang bersaing dengan cara-cara yang bermartabat.

Pilkada Serentak, kata Komisi Kerawam dalam seruan ketiganya, merupakan kesempatan untuk menghidupi nilai-nilai Kristiani yang universal. Maka, kehidupan politik harus selalu berada dalam batas-batas moral sehingga kehidupan bersama yang lebih baik akan menjadi kenyataan (bdk. Gaudium et Spes no. 74).

Dalam rangka menyukseskan pesta demokrasi tersebut, Komisi Kerawam mengimbau umat Katolik dalam pemilihan kepala daerah ini hendaknya:

SEBAGAI PEMILIH

a. Menjadi pemilih yang cerdas, bertanggung jawab, dan proaktif. Artinya mau meluangkan waktu untuk mengecek nama di Daftar Pemilih Tetap (DPT), datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk memberikan hak suara, dan ikut mengawasi penghitungan suara.

b. Memilih secara rasional, artinya umat Katolik mengetahui kandidat yang akan dipillih dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai media yang dipercaya.

c. Menolak politik uang. Artinya umat Katolik berani menolak uang atau barang apapun yang diberikan dengan maksud agar mereka memilih calon tertentu.

d. Memilih kandidat yang beriman, mengamalkan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan berani bersikap tegas menolak radikalisme dan segala bentuk intoleransi.

e. Memilih kandidat yang dapat memperjuangkan kepentingan umum dan aspirasi Gereja Katolik.

f. Memilih kandidat yang mempunyai rekam jejak yang baik.

g. Memilih berdasarkan suara hati dan bukan karena adanya tekanan dan pesanan tertentu.

h. Peka dan peduli dengan sesama pemilih, khususnya mereka yang mengalami disabilitas atau keterbatasan yang lain.

SEBAGAI KANDIDAT

b. Berkampanye bersih tanpa mengumbar kebencian, menyebar berita bohong, dan melakukan politisasi SARA.

b. Mengetahui peta persoalan di daerahnya dan memiliki solusi yang tepat.

c. Mempunyai komitmen untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat setempat, Gereja Katolik, dan agama-agama yang lain.

d. Mempunyai wawasan dan keberanian yang memadai untuk menghadapi berbagai persoalan bangsa yang sangat memprihatinkan akhir-akhir ini seperti munculnya kelompok-kelompok radikal yang muncul di banyak daerah.

SEBAGAI PENYELENGGARA PEMILU
(KPU, Bawaslu, dan DKPP)

c. Memahami dan melaksanakan secara konsisten undang-undang pemilu serta aturan yang berlaku.

b. Bekerja secara profesional dan netral.

c. Melayani masyarakat, kandidat dan partai politik secara baik.

d. Memberikan informasi yang cukup dan akurat kepada masyarakat terkait dengan Pilkada.

e. Menegakkan kode etik penyelenggara pemilu secara konsisten.

BERSINERGI SUKSESKAN PILKADA

Dalam seruan keempatnya, Kerawam KWI mengimbau agar Ormas-Ormas Katolik seperti Pemuda Katolik (PK), Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) dan berbagai paguyuban umat seperti Forum Masyarakat Katolik Indonesia hendaknya selalu bersinergi dan bekerja sama dalam menyukseskan pesta demokrasi tersebut.

Seruan kelima menyebutkan, Umat Katolik diharapkan ikut menciptakan suasana aman dan damai, sebelum, pada saat, dan sesudah pemilihan kepala daerah berlangsung dengan tidak terprovokasi oleh berbagai ajakan, ajaran, dan tawaran yang mengarah pada munculnya konflik, perpecahan, dan kekerasan dalam masyarakat.

Mgr. Vincentius Sensi Potokota (Ketua Komisi Kerawam KWI) dan RD. P. C. Siswantoko (Sekretaris Eksekutif Komisi Kerawam KWI) di akhir seruannya menandaskan, “Bersikap aktif membangun komunikasi dan kerja sama dengan kelompok dan umat beragama lain karena pesta demokrasi ini menjadi tanggung jawab semua warga masyarakat.” (sumber:kerawamkwi/jpnn)