(1) Belajar
Dulunya merangkak dan bergeming
Sekarang berceloteh dan berdendang
Dulunya kosong dan tuli
Sekarang berlimpah tuah dan berdedikasi
Dulunya sering bercermin dan meredup
Kini sering menjadi cermin dan cemerlang
Dulunya bingung dan linglung
Kini penuh fantasi dan cita-cita
Dulu dan sekarang terus berlawanan
Dulu dan kini terus menjadi pelajaran
Ini bukan wacana atau rencana!
Aku belajar. (*)
(2) Cinta Anak Dusun
Masih berbaring di atap beralas jerami
Sambil memandang awan hitam bertabur bintang
Matanya enggan terlelap memandang rembulan yang berpendar
Mengusik hati yang kian hari bertabur aroma rindu
Secarik kertas usang terukir lambang cinta menyebar
Hampir tiap hari singgah di rumah si Putri
Yang berselimut bulu domba dan berhias permata
Yang seringkali mengecilkan tekad si anak dusun untuk mencinta
Lagi-lagi pekatnya aroma cinta menggusur kekecilannya
Rasa menggebu mengitari isi kepala dan hasrat sang anak
Mencinta tanpa memiliki menjadi semboyan
Selama rembulan masih menggenang di gelapnya malam. (*)
(3) Pesan dari Masa Lalu
Aku bukanlah aku yang dulu
Meski aku selalu mengulang menjadi seperti yang dulu
Selalu memikirkan yang sudah berlalu
dan parahnya mengungkit jejak yang hampir musnah
Kata-kataku hebat tapi itu dulu
dan terus kukatakan walau semua t’lah usang
Tanpa mau tahu zaman kini sudah lebih maju
Enggan bertolak walau diri terus menahan malu
Masa lalu adalah kenangan
Biarlah itu menjadi ingatan
Catatan-catatan usang adalah aset kehidupan
Menjadi pesan abadi yang sampai saat ini masih terngiang. (*)
(4) Suara Tanpa Tulisan
Suaranya lembut menyanjung jiwa
Keluar dari hati yang tak mampu mengukir
Andalan suara yang sering memusingkan pikiran
Namun, manis terkenang di waktu kemudian
Matanya bersinar namun tak sanggup menatap dunia
Kedua tangan mungilnya tak berjari
Membuat hatiku terenyuh menurunkan ego
Melihat diri tak lebih baik dari ananda
Sorotan hati yang tajam membuat hati mencuat
Suara yang tadinya samar kini kutampung erat
Walau pelan namun tajam dalam pesan dan harap
Memintaku berdiam sejenak menemani sampai matahari mendarat. (*)
Leave a Reply