Siswa SMK N 1 Payung Sulap Tanaman Liar “Biji Jabak” Jadi Olahan Makanan yang Enak dan Bergizi

Produk olahan dari Biji Jabak hasil karya siswa SMK Negeri 1 Payung, pada Gebyar SMK pameran produk di halaman Kantor Gubernur Babel.

PANGKALPINANG, LASPELA – Siapa yang mengira kalau Biji Jabak yang selama ini dikenal masyarakat Bangka Belitung hanya digunakan untuk pakan burung, ternyata di tangan kreatif siswa SMK N 1 Payung Kabupaten Bangka Selatan bisa diolah menjadi bahan makanan yang enak dan lezat dan tentunya bergizi.

Bahkan mungkin sebagian masyarakat Bangka Belitung tidak tahu atau tidak pernah mendengar apa itu Biji Jabak, jadi Biji Jabak atau Jawawut (Setaria Italica) merupakan tanaman yang berasal famili Poaceae seperti dengan jenis gulma-gulma rumput atau tanaman pangan seperti padi, jagung dan sorgum.

Tanaman liar tersebut banyak tumbuh di Desa Irat Kecamatan Payung, Kabupaten Bangka Selatan, masyarakat sekitar pada jamannya mengelola biji Jabak tersebut untuk pakan burung,  seiring bergantinya jaman di tangan kreatif anak-anak muda tanaman liar tersebut sekarang bisa di olah jadi makanan unik yang enak, lezat dan tentunya nilai gizi yang tinggi.

Kandungan biji jabak sendiri memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi yakni 65,0% sampai 75,7%, lemak sebesar 4,7%-6,3%, protein kasarnya berkisar antara 11,09%-15,03%, Kalsium sebesar 67 5%-92,3 mg/100 g.

Namun, sangat disayangkan karena masih banyak masyarakat yang belum mengetahui makanan unik yang satu ini.

Maka itu, untuk mempromosikan produk mereka biar lebih dikenal lagi oleh masyarakat luas, Siswa SMK N 1 Payung dengan didampingi guru berkesempatan untuk mengikuti kegiatan lomba kompetensi siswa (LKS), gelar produk, job fair dan job matching yang berlangsung selama tiga hari (17-20) Juni 2025 di halaman kantor Gubernur Bangka Belitung.

“Kita baru pertama kali mengikuti kegiatan LKS ini, namun untuk mengikuti event-event pameran sudah sering dan sudah berjalan selama 3 tahun, kita berharap produk kita lebih dikenal lagi oleh masyarakat luas,” kata Guru Akuntansi di SMKN 1 Payung, Fransisca Nababan kepada media ini, Rabu (18/6/2025)

Baca Juga  Dorong Pengembangan Kerajinan Lokal dan Ekraf, PT Timah Bekali Warga Mapur Pelatihan Decoupage

“Dan kita sangat diuntungkan dengan adanya kegiatan LKS ini, dengan harapan setelah anak didik kita lulus bisa diterima di dunia kerja, dan harapan kami kepada mereka bisa terserap dan mengenai dunia kerja apalagi sudah memiliki skill yang mereka punya,” sambungnya.

Dia menyebutkan, dalam ajang bergengsi ini, siswa SMK N 1 Payung memasarkan dua produk yakni olahan makanan dan mesin cetak untuk sablon, baju dan sebagainya dari DKP Bangka Selatan, sedangkan untuk olahan makanan seperti kripik bawang, kripik singkong, makan unik dari biji jabak yang diberi nama ‘Sekayung’ dalam bentuk sereal, dan comel@nut untuk bentuk biscuit, yang dijual dengan harga bervariasi mulai dari 10rb-20rb.

Siswa dan guru SMKN 1 Payung Kabupaten Bangka Selatan mengikuti kegiatan LKS di halaman kantor Gubernur Babel.

“Produk makanan dari biji jabak ini merupakan produk unggulan kita, karena ini makanan unik, karena masih sangat jarang sekali di konsumsi, tapi familiarnya lebih di konsumsi oleh masyarakat desa Irat sendiri, karena biji jabak ini digunakan untuk pakan burung, dan diolah oleh siswa kita untuk jadi biscuit, sereal, serta bubur,” ujarnya.

Fransisca menyebutkan, pada saat ada pameran biji jabak ini menjadi salah satu produk unggulan bagi siswa SMK N 1 Payung.

“Olahan makanan ini sudah berdiri 2 tahun, dan menjadi produk unggulan kita pada saat ada pameran, dan saat ini kita kembangkan marketplace, untuk pemasaran secara luas kita belum karena kita baru merintis, semoga dengan adanya kegiatan seperti ini produk kita lebih dikenal lagi oleh masyarakat. Dan untuk anak didik kita jika sudah lulus paling tidak sudah memiliki skill dibidang yang digeluti sekarang ini,” ungkapnya.

Baca Juga  Menghilang Lima Hari, Tim Gabungan Sisir Hutan Cari Remaja di Desa Ibul  

Lanjutnya, untuk kemasan sendiri tidak diragukan lagi, karena SMKN 1 Payung ini memiliki alat sendiri, bahkan mereka menerima jasa untuk pemesanan kemasan.

“Sampai sejauh ini untuk memperkenalkan produk kita, masih mengandalkan medsos, tidak menutup kemungkinan kedepan kita akan lebih gencar lagi mempromosikan produk kita,” tuturnya.

Fransisca menceritakan, awal mula biji jabak ini diolah menjadi makan dari kearifan lokal di desa tersebut, dimana setiap ada acara tradisi yang menjadi menu andalan mereka yakni bubur jabak, sehingga pihak sekolah mempunyai inovasi untuk mengelola biji Jabak menjadi biscuit dan sereal.

“Untuk pengolahan biji jabak Sekayung dalam proses pembuatan sereal yang menyehatkan melalui beberapa proses, mulai dari proses penyosohan, proses perendaman selama 4 hari, lalu dilanjutkan proses penggilingan, pemasakan dan pembentukan sereal lalu di oven,” terangnya.

“Sedangkan untuk cara penyajian sereal cukup di seduh dengan air hangat atau air dingin juga nikmat, sereal juga cocok untuk disajikan sebagai toping es,” lanjutnya Fransisca.

Dia menambahkan, selain diolah menjadi biscuit dan sereal, biji jabak juga bisa diolah menjadi bubur.

“Bubur Jabak merupakan salah satu olahan dari biji jabak, untuk pengolahannya tidak jauh berbeda dengan pengolahan bubur biasa,” tutupnya. (chu)

 

Leave a Reply