Ahli HAM PBB Minta Suu Kyi Temui Warga Rohingya

Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi menyampaikan pidato soal krisis Rohingya di Naypyitaw, Myanmar, Selasa (19/9-2017). Foto: AFP

JENEWA, LASPELA– Kelompok ahli hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Selasa 26 September 2017, meminta pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi untuk secara pribadi bertemu dengan warga minoritas Muslim Rohingya yang menjadi sasaran penganiayaan oleh militer setempat.

Myanmar menolak tuduhan PBB bahwa pasukannya terlibat dalam pembersihan etnis terhadap Muslim Rohingya sebagai tanggapan atas serangan terkoordinasi militan Rohingya terhadap pasukan keamanan pada 25 Agustus.

Serangan militer tersebut telah membuat hampir 430 ribu warga Rohingya melarikan diri dan mengungsi ke Bangladesh, menurut pernyataan tujuh pejabat PBB.

Mereka menyertakan laporan khusus tentang hak asasi manusia di Myanmar, mengenai isu-isu minoritas dan rasisme. “Kami mengimbau Aung San Suu Kyi untuk menemui warga Rohingya secara pribadi,” kata pejabat tersebut dalam pernyataannya dikutip dari laman Antara.

Mereka mengatakan, pelaksanaan janji Suu Kyi untuk mengatasi krisis tersebut, termasuk bahwa pelaku akan dimintai pertanggungjawaban, akan menjadi “isyarat kosong” karena begitu banyak etnis Rohingya yang telah melarikan diri.

Suu Kyi merupakan pemenang hadiah Nobel Perdamaian yang pemerintahannya berkuasa pada tahun lalu dalam transisi hampir 50 tahun pemerintahan militer. Dia telah mengecam pelanggaran hak asasi manusia, namun tekanan internasional terhadapnya semakin meningkat dan muncul seruan agar hadiah Nobel-nya itu ditarik.

Suu Kyi hanya memiliki sedikit kendali atas pasukan keamanan di bawah konstitusi rancangan militer, yang juga melarangnya menjadi presiden dan memberikan hak veto militer atas reformasi politik.

Editor: Stefan H. Lopis