Warga Kenanga Kecewa PT BAA Masih Beroperasi

SUNGAILIAT, LASPELA — Warga Kelurahan Kenanga keluhkan pihak PT Bangka Asindo Agri (BAA) yang masih melakukan aktivitas dalam pengelolaan ubi kasesa meskipun sudah ada kesepakatan untuk stop sementara.

Ketua RT 07, Heti mengatakan bahwa pihaknya sangat kecewa dengan sikap yang dilakukan oleh PT BAA karena sudah melanggar perjanjian.

“Sampai saat ini mereka masih melakukan aktivitas sedangkan sudah ada perjanjian untuk menghentikan sementara aktivitas pabrik,” ungkapnya, Sabtu (20/3/2020).

Ia mengatakan bahwa sebelumnya pihak pemkab bangka pernah memfasilitasi pertemuan warga dengan pihak perusahaan di kelurahan Kenanga bulan desember tahun lalu. Pertemuan tersebut untuk mendengarkan keluh kesah dari segala pihak terkait permasalahan bau busuk yang dihasilkan proses pengolahan pabrik tapioka.

“Dari pertemuan itu menghasilkan agar aktivitas pabrik untuk stop sementara, surat perjanjian itu disepakati dan ditandatangani juga oleh pihak PT BAA dan disaksikan oleh Polres, Pengadilan Negeri, TNI dan warga yang hadir,” terang Heti.

Ia juga mengatakan saat ini warga masih dapat menahan diri namun tidak bisa menerima jika perjanjian tersebut seolah-olah hanya angin lalu.

“Warga menganggap PT BAA mempermainkan perjanjian. Warga sampai saat ini masih tenang akan tetapi yang perlu menjadi sorotan itu harusnya PT. BAA yang tidak mengikuti instruksi Bupati untuk menghentikan sementara aktifitas pabrik,” tegasnya.

Heti juga mengatakan tetap berpegang pada instruksi Bupati agar PT BAA berhenti beroperasi tanpa ada pengecualian terlebih lagi perjanjian yang sepakati di Balai Adat 8 desember 2019 lalu ditandatangani oleh pemilik perusahaan.

“Apapun alasan yang diungkapkan pihak perusahaan, warga kenanga tetap menolak. Di perjanjian kemarin sudah jelas bahwa emang harus stop sementara,” jelasnya.

PT BAA sendiri mengaku butuh 100 ton ubi untuk memberi makan bakteri dalam pengelolaan limbahnya.

“Kalau bakteri ini tidak kita kasih makan, nanti akan mati dan justru lebih bau. Untuk menghidupkan lagi butuh waktu tiga bulan lagi,” ungkap Humas PT BAA, Sulaiman.(mah)