PANGKALPINANG, LASPELA –Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hidayat Arsani merancanakan untuk mengeuruk alur muara Pelabuhan Pangkalbalam . Pasalnya berdasarkan hasil survey Rabu (30/4/2025) ditemukannya pendangkalan Alur muara Pangkalbalam. Jika air surut, kedalaman alur muara hanya 80 centimeter sedangkan lalu lintas kapal membutuhkan kedalaman sekitar 4 meter. Karena itu, Hidayat Arsani merencanakan untuk melakukan pengerukan menggunakan kapal isap PT Timah Tbk. Hasil pengerukan pasir dan timah akan dijual. Pengerukan membutuhkan dana sekitar Rp 1 trilliun untuk jangka waktu satu tahun.
“Kita rencana keruk, tetapi permasalahannya bukan IUP PT Timah tetapi IUP Pemda. Namun kita tetap akan berupaya untuk mencari solusi mengatasi permasalahan ini. Dan dalam waktu dekat kita akan lakukan rapat dengan pihak terkait,” ujar Hidayat kepada media ini, di Pangkalpinang, Senin (5/5/2025) lalu.
Menurut Hidayat Arsani pengerukan alur pelabuhan memerlukan anggaran setidaknya Rp 1 Triliun, sementara anggaran di Pemerintah Provinsi Babel tidak tersedia.
“Biaya pengerukan satu tahun Rp1 Triliun, maka saya bersama jajaran mengajak aparat terkait melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana paling air surut, isunya air surut 80 centimeter sedangkan kita butuh air 4 meter minimal,” katanya.
Hidayat Arsani menambahkan jika dilakukan pengerukan maka pasir dan timah hasil pengerukan akan dijual sesuai dengan aturan dan prosedur yang berlaku.
Apabila pengerukan tidak jadi dilakukan maka pemerintah akan mengalihkan aktivitas di muara pelabuhan Pangkalbalam ke Pelabuhan Sadai dan Pelabuhan Belinyu.
Selain itu, Ia mewacanakan jika tidak bisa dilakukan pengerukan maka pelabuhan di Belinyu Bangka dan Sadai Bangka Selatan dipikirikan untuk digunakan.
“Kita akan mengambil keputusan yang dilindungi Peraturan Daerah (Perda) untuk payung hukum bagaimana kapal bisa pindah ke Pelabuhan Belinyu untuk ekspor dan Pelabuhan Sadai untuk penumpang seperti ke Jakarta, sementara di Pelabuhan Pangkalbalam ini untuk kapal kecil. Alhamdulilah untuk kapal-kapal besar sudah kita alihkan ke pelabuhan di Belinyu,” jelas Hidayat Arsani. (rel/chu)
Leave a Reply