BELITUNG, LASPELA – Inflasi menjadi momok serius yang harus segera diatasi Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) saat ini. Tercatat pada periode September 2023, inflasi tahunan Babel berada di angka 3,55 persen, sehingga menempatkan Babel sebagai provinsi dengan tingkat inflasi tertinggi di Indonesia.
Pemprov Babel bersama stakeholder terkait terus melakukan sejumlah upaya strategis untuk menekan angka inflasi. Salah satu penyebab inflasi di Babel adalah kenaikan harga komoditas pangan, terutama beras.
“Seiring naiknya harga beras sehingga menjadi penyebab utama tingginya inflasi di Kep. Babel. Kita akan gencarkan sidak pasar, operasi pasar murah, optimalkan gerakan pangan murah, fasilitasi distribusi pangan, hingga bantuan pangan,” tegas Penjabat (Pj) Gubernur Babel, Suganda Pandapotan Pasaribu saat memimpin Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah, Jumat (13/10) di Wisma Bougenville, Kabupaten Belitung.
Selain itu, pihaknya dalam waktu dekat akan menerbitkan surat edaran, agar para distributor dan penjual tidak ada yang menjual beras di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Termasuk pelibatan BULOG juga tetap diprioritaskan dalam operasi pasar, yang bertujuan komoditas beras harganya tetap stabil.
“Nanti juga di pasar-pasar akan kita pasang papan informasi, sehingga mssyarakat tahu berapa harga beras yang sesuai HET,” tuturnya.
Suganda tidak menampik saat ini cuaca ekstrem tengah melanda sejumlah besar wilayah memicu turunnya produksi beras dan terjadi kenaikan harga komoditas tersebut di Indonesia, termasuk di Babel. Namun, dirinya menyoroti panjangnya proses distribusi pangan dari produsen ke konsumen yang terjadi. Belum lagi kondisi ini dapat diperparah dengan adanya gangguan proses distribusi penyediaan pangan. Hal itu berimbas dengan makin meroketnya harga beras di Babel.
“Saya minta pihak terkait dapat menjaga suplai ini, tidak hanya pada hilir. Namun secara terintegrasi, dari hulu hingga ke hilir,” pungkasnya. (ril/chu)