FKPT Babel Gelar Dialog Interaktif Pelibatan Komunitas Seni Budaya Dalam Pencegahan Terorisme

PANGKALPINANG, LASPELA – Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) menggelar dialog pelibatan komunitas seni dalam pencegahan teroris. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk mencegah masuknya paham radikalisme dan terorisme di provinsi Bangka Belitung (Babel). Kegiatan ini diselenggarakan bertempat di Hotel Grand Mutiara Pangkalpinang, Kamis (9/3/2017).

Ketua FKPT Babel, Riswardi mengharapkan bahwa dengan melalui kegiatan ini dapat memberikan pemahaman kepada pelaku seni budaya akan bahaya paham-paham radikalisme serta terorisme. Hingga mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama mengawasi dan mencegah masuknya paham ini di Babel, agar aman tentram dan damai.

“Seluruh elemen ini diharapkan kepedulian terhadap penanggulangan terorisme. Kami telah berupaya berbagai pencegahan untuk radikalisme dan terorisme. Diharapkan stakeholder dapat bersinergi untuk bersama untuk menimalisir dan menangkal paham tersebut,” ungkapnya.

Lanjutnya, melalui seni budaya ini tersirat makna-makna positif yang luar biasa untuk melakukan suatu karya yang bermanfaat untuk masyarakat.

“Seni dan budaya bisa mengajarkan kebaikan, kesantunan dan menggali kearifan lokal. Hal positif itu lah yang bisa membuat faham radikalisme tidak bisa masuk ditengah kehidupan masyarakat,” ucap Riswardi.

Prof. Hilman Idris, Direktur Pencegahan Radikalisme BNPT RI mengatakan, pondasi yang harus diperkuat untuk mencegah masuknya paham ini adalah dengan memperkuat agama, ilmu dan hasil karya seni budaya.

“Karena agama hidup terarah, karena ilmu hidup jadi mudah dan Karena seni hidup jadi indah. Melalui nilai-nilai kearifan lokal bisa kita meminimalisir setiap kegiatan dan faham yang radikalisme dan terorisme bisa diatasi,” tukasnya.

Hilman menegaskan bahwa satu penyabab orang jadi terorisme yaitu karena radikal atau faham radikal sudah merubah logika dan pemikiran. Semua teroris pasti radikal, tidak semua radikal jadi terorisme.

“maka itu agama, tradisi, adat, seni dan budaya dari nenek moyang kita harus dilestrikan agar paham-paham seperti ini bisa diatasi dan dicegah sedini mungkin,”tutupnya.

Kepala Kesbangpol Babel, H. Tarmin menyebutkan, persoalan radikalisme dan terorisme ini menjadi persoalan Nasional yang memerlukan perhatian serius untuk diperangi dan diberantas.

“Faktor Ekonomi, SDM, kesenjangan masyarakat, belum terwujudnya good and clean goverment sehingga melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintah serta kestabilitas politik terus bergejolak sehingga paham-paham ini mudah muncul dan berkembang,” katanya.

H. Tarmin menambahkan, selama ini wilayah Babel begitu kondusif dan aman. Ini semua terjalinnya kerjasama yang baik terhadap stakeholders.

“Biarpun sudah aman, akan tetapi kita harus tetap mewaspadai akan adanya faham tersebut. Masyarakat juga ikut serta dalam memberantas faham ini,” harapnya.

Pada kesempatan itu juga, pihak FKPT Babel memberikan kepada para tokoh Babel yang peduli terhadap pemberantasan terorisme yakni Gubernur Babel diwakili Kepala Kesbangpol Babel H. Tarmin, Walikota Pangkalpinang M. Irwansyah, Bupati Bateng diwakili Ibnu Saleh selaku Wakil Bupati Bateng, Bupati Bangka H.Tarmizi Saat, Bupati Bangka Barat H. Parhan Ali dan Lingkungan FKPT Babel yang berprestasi. Untuk narasumber lokal, FKPT Babel menghadirkan Drs. Zaidi dan Dra. Tien Rostini, M. Pd.(ar)