ASN Pemprov Babel Ikrarkan Netralitas Jelang Pilkada 2024

Aparatur Sipil Negara di Pemprov Babel ketika upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila dan sekaligus membacakan ikrar netralitas menjelang Pilkada Serentak 2024, di halaman Kantor Gubernur Babel, Selasa (1/10/2024).

PANGKALPINANG, LASPELA – Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024,  Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov Babel) membacakan deklarasi ikrar netralitas pegawai dalam pilkada yang akan berlangsung pada November mendatang, di Halaman Kantor Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Selasa (1/10/2024).

Pembacaan Deklarasi Ikrar tersebut dipimpin langsung Pj Gubernur Babel, Sugito saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang diikuti para ASN dan tenaga kontrak di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

Menurut Sugito,  momentum menghadapi era disruption ini sekaligus juga momentum yang pas karena ini sudah dalam tahap kampanye, menghadapi masa menjelang Pilkada.

“ASN sebagai pilar bangsa khususnya memberikan pelayanan kepada publik, maka tidak boleh secara kelembagaan maupun konteks institusi dan individu dalam pengertian sebagai ASN terbawa kesana kemari,” tegasnya.

Dikatakan Sugito, sebagai individu silahkan saja dalam konteks memberikan suaranya. Ikrar ini untuk mengingatkan kepada semua agar bijak menggunakan media sosial.

“Kadang kita tidak sadar terbawa gaya anak muda sekarang yang bisa menjadi sesuatu yang berakibat pada kode etik dan netralitas,” ingatnya.

Ditambahkannya, seorang ASN harus menjalankan fungsinya karena menjamin bahwa negara hadir, pemerintah hadir untuk menjalankan fungsi-fungsi pelayanan kepada masyarakat.

Sementara, pada momentum Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Sugito mengajak seluruh ASN dan masyarakat untuk terus mengamalkan nilai-nilai Pancasila.

Ia mengatakan, kalau tidak punya pegangan pasti dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka akan mudah terkoyak dan terombang-ambing oleh arus globalisasi atau perubahan itu sendiri. Karena itu, Pancasila harus tetap menjadi bagian dari Ideologi dan pandangan hidup bahkan cara kita bertindak.

“Sebenarnya ini momentum untuk merefleksikan diri pada perjalanan hidup bangsa ini. Memang tidak mudah menjaga dan merawat kebhinekaan itu. Kita melihat ada sejarah kelam, ada peristiwa-peristiwa, dan Kesaktian Pancasila kita peringati sebagai bagian dari refleksi,“ jelas Sugito. (chu)