BANGKA SELATAN, LASPELA – Program Aik Bakung sudah memasuki seri ke 10. Dalam program tersebut, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Bangka Selatan (Basel) sudah mendistribusikan sebanyak 15 ton beras lokal.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan Basel, Ivan Sumirno mengatakan, setiap program Aik Bakung pihaknya selalu membawa 1,5 ton beras lokal.
“Ini sudah seri ke 10 jadi kurang lebih sudah 15 ton kita bawa dan jual beras lokal di bawah harga normal, selama Aik Bakung berlangsung,” kata Ivan, Kamis (22/6/2023).
Ia menyebutkan, beras yang dibawa berasal dari produk lokal, yaitu dari Desa Rias baik beras putih dan beras merah. Harga beras lokal tersebut sudah mendapatkan subsidi dari pemerintah daerah sebesar 20 persen, artinya harga beras ini lebih murah dari harga pasaran.
“Untuk beras putih kemasan 5 kilogram, kita jual hanya Rp50 ribu dari harga normalnya Rp60 ribu, sedangkan untuk beras merah Rp55 ribu untuk harga normal Rp65 ribu,” imbuhnya.
Tak hanya beras lokal, setiap program Aik Bakung, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Basel juga membawa bermacam sembako yang harganya jauh lebih murah dari biasanya, mulai dari bawang hingga cabai. Upaya menjual produk lokal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membeli produk lokal dalam negeri.
“Salah satu tujuan kami jual produk lokal dalam program Aik Bakung ini guna memberikan multi efek bagi petani kita mencapai kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Oleh karena itu, ia berharap masyarakat desa yang masuk program Aik Bakung untuk dapat memanfaatkan harga sembako murah ini sebaik mungkin.
“Kepada masyarakat silahkan beli beras lokal kita setiap ada kegiatan Aik Bakung, selain murah dan memang produk asli lokal Desa Rias dengan harga yang lebih murah,” pungkasnya. (pra)