PANGKALPINANG, LASPELA–Peneliti The Ilalang Institute, dan Dosen Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung (UBB), Rendy Hamzah menyoroti kualitas perhelatan debat antar empat pasangan calon Pilkawo Kota Pangkalpinang. Menurutnya, debat kedua, relatif lebih baik dari debat putaran pertama yang terkesan kaku, monoton, dan biasa-biasa saja.
“Bisa dikatakan debat terakhir kemarin relatif lebih bagus dan lebih dinamislah dari sebelumnya, baik dari sisi konsep tema debat maupun skenario adu gagasannya, walaupun masih belum cukup sengit dan greget proses debatnya,” kata Rendy, dalam keterangannya, Jumat, 22 Agustus 2025.
Bila ditinjau secara umum, semua kandidat mengawali penyampaian visi-misi dengan cukup baik dan menyakinkan. Walaupun secara substansi, dalam amatan Rendy, masih ada paslon yang terkesan terlalu santai dan datar, kadang terlihat sekadar lucu-lucuan, bahkan beberapa kali terlihat kurang tertib dan serius menaati durasi waktu berbicara misalnya pada paslon Molen-Zeki dan Udin-Dessy. Sementara, paslon Eka- Radmida dan Basit-Dede relatif lebih tertib dan terukur.
Secara adu gagasan dan argumentasi, menurut Rendy paslon nomor urut 2 dan 3 dalam beberapa konteks pemaparan masih terkesan normatif dan hati-hati betul dalam merespon setiap bahasan isu perdebatan.
“Sementara, paslon nomor 1 dan 4 bisa dikatakan relatif lebih lugas dalam merespon setiap persoalan berkota,” ujarnya.
Sebagai contoh, Rendy menyebutkan paslon Basit-Dede menggunakan variasi narasi dan argumentasi yang relatif lebih kuat dan serius sehingga secara substansi terlihat lebih unggul dari aspek penguasaan isu dan problem berkota yang begitu kompleks.
Begitu juga dengan paslon Eka-Ratmida, secara inotasi dan narasi terasa betul spirit dan ekspresi oposisinya terhadap petahana yang dianggap masih menyisakan banyak persoalan berkota sehingga berupaya menjanjikan harapan baru untuk publik Pangkalpinang.
Lebih lanjut, Rendy mengatakan, yang tidak kalah menarik perhatian publik adalah ketika sesi penutup di mana semua kandidat menyampaikan argumentasi pamungkasnya, terlihat memang semua calon memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing.
“Yang pasti, ketiga paslon penantang incumben, khususnya paslon nomor urut 1, kemudian diikuti nomor urut 4 dan 3 terlihat lebih ekspresif dan argumentatif menyampaikan mimpi dan obsesinya berkotanya yang berupaya menjanjikan harapan baru dan keberpihakannya terhadap nasib dan hajat hidup warga Kota Pangkalpinang. Sementara, paslon nomor urut 2 pilihan narasinya cukup menarik, berupaya melemah dan lebih kalem karena bertahan dengan memposisikan diri sebagai sasaran lawan politik dari kandidat lainnya,” tutur Rendy Hamzah. (*/dnd)
Leave a Reply