PANGKALPINANG, LASPELA – Sosialisasi terkait Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang digelar Bidang Ekonomi Kreatif (Ekraf) pada Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Pangkalpinang kepada pelaku Ekraf di Kota Pangkalpinang dinilai memang perlu dilakukan.
Adanya beberapa kasus terkait kesamaan Brand ataupun permasalahan lainnya menjadikan tumbuhnya kesadaran dan pemahanan HKI bagi pelaku Ekraf memang harus dilakukan.
Kepala Bidang Ekraf pada Dispar Kota Pangkalpinang, Susi Erawati menuturkan, jika kasus hak paten Brand sempat terjadi di Pangkalpinang sehingga dasar inilah yang membuat bidang Ekraf semakin perduli dengan ide dan inovasi yang dituangkan para pelaku Ekraf.
“Salah satu kasusnya ialah pelaku Ekraf pembuatan kue Brand nya sudah lama namun ada Brand yang sama dan sudah di HKI kan, brand lama ini sudah tidak bisa meng- HKI kan lagi,” tuturnya, Rabu (28/5/2025).
Dengan ini, pihaknya ingin melindungi para pelaku Ekraf jangan sampai produk-produk mereka diambil oleh orang luar.
Untuk penyelesaian masalah tersebut pun, pihaknya mengusulkan untuk mengganti nama Brand.
“Karena nama itu sudah di HKI kan, maka dia tidam bisa lagi pakai nama itu dan tidak bisa menuntut, protes karena nama brand yang sudah masuk pada HKI sudah dilindungi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Kekayaan Intelektual Kantor Wilayah Kementerian Hukum Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Adi Riyanto mengatakan jika ada dua hakikat perlindungan HKI.
“HKI mempunyai dua hakikat utama atau prinsip perlindungan pertama deklaratif yaitu umumkan saja otomatis Undang-undang melindungi dan kedua prinsip konstitutid pendaftaran, yaitu mendaftar dulu baru dilindungi,” tuturnya.
Ia berharap dengan sosialisasi yang digelar ini, ke- 30 peserta sosialisasi dapat benar-benar memahami pentingnya HKI untuk melindungi segala ide yang telah tertuang untuk menghasilkan sebuah produk unggulan dan menjadi andalan bagi mereka. (dnd)
Leave a Reply