MERAWANG, LASPELA – Universitas Bangka Belitung (UBB) datangkan Wakil Rektor UGM untuk menjalin Kerja Sama dan Mengisi Kuliah
Umum dengan tema “Strategi dan Inovasi Pengembangan Perguruan Tinggi Menuju Daya Saing Global”, Jumat(28/01/2022).
Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Rektor UGM Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marsen, M.Agr, sekaligus menandatangani Nota Kesepahaman, dengan didampingi Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni, Prof. Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., L.LM.
Selain menjalin dan menseriusi kerjasama dengan UBB, kedatangan rombongan di kampus peradaban UBB ini juga sekaligus menandatangani Nota Kesepahaman dengan Bupati dan/atau Pejabat Pemerintah Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung Timur, dan Kota Pangkalpinang.
Dalam kesempatan itu, Rektor UBB, Dr. Ibrahim, M.Si. menyambut baik dengan ikhtiar kerja sama ini. Ia mengatakan, bagaimana pun UBB sebagai kampus baru butuh ‘berguru’ kepada kampus yang lebih dulu berdiri dan selalu menjadi kampus dnegan klaster terbaik di Indonesia, seperti UGM.
“Kami berharap Universitas Gadjah Mada bisa tunjuk ajar kepada kami dalam berbagai hal– pengembangan institusi, kelembagaan dan lain-lain,” ucapnya.
“Beberapa kerjasama yang sudah terjalin beberapa waktu yang lalu yakni kerjasama melalui Program Shera antara Fakultas Teknik UBB dan Teknik UGM. Lalu saat ini kita sedang melakukan kerja sama NORHED (Norwegian Program for Capacity Development in Higher Education and Research for Development) melalui Jurusan Politik dan Pemerintahan UGM dengan FISIP UBB yang kerja sama dengan beberapa kampus termasuk dari Norwegia,” tambahnya.
Dalam sambutannya, Rektor Ibrahim juga menyampaikan bahwa dunia berubah dengan cepat, bahkan setiap tahun selalu muncul inovasi baru, muncul profesi baru, bahkan banyak ilmu baru yang akan menggantikan ilmu-ilmu yang lebih dulu hadir.
Jadi menurutnya, bukan hanya profesi yang akan hilang, bukan hanya pekerjaan yang akan hilang, tetapi juga banyak disiplin ilmu yang akan hilang dan ini digantikan oleh berbagai temuan-temuan baru.
“Tentu kita berharap bahwa ke depan kita akan semakin tertantang untuk melakukan perubahan-perubahan kecil. Kami berterima kasih dalam diskusi pendahuluan, Pak Prof. Djagal maupun Pak Prof. Paripurna sudah mengingatkan kita bahwa jangan berkecil hati, meski kita masih muda, masih kecil. Karena biasanya muda dan kecil itu lebih lincah dari yang lebih berumur atau senior,” ucapnya.
“Dengan postur tubuh kita yang kecil secara proporsi mahasiswa dan disiplin keilmuwan, mudah-mudahan bisa membuat kita berkekejaran dengan cepat. Tetapi, bahwa guru adalah tetap guru, karena itu kami berharap Universitas Gadjah Mada bisa tunjuk ajar kepada kami dalam berbagai hal,” pungkasnya
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM, Prof. Paripurna menyampaikan bahwa UGM dan Bangka Belitung itu hubungannya dekat. Salah satu Rektor UGM berasal dari Bangka, yakni Pak Soffian Effendi. Juga, Guru senior yang luar biasa menurut Beliau yakni Pak Djamaludin Ancok, itu merupakan Putra Daerah Bangka
Selain itu, Dia menegaskan kepada Rektor Ibrahim berserta seluruh Sivitas Akademika yang hadir di Balai Besar Peradaban (Rektorat UBB), bahwa di era saar ini, membangun gedung yang banyak itu bukan jamannya lagi.
“Membangun network yang kuat, membangun internet yang kuat, kemudian membuat sesuatu menjadi digitalize itu lebih keren,” ucap Prof Paripurna.
“Rektor termuda, Dr. Ibrahim, M.Si. harus bisa membuat UBB menjadi Universitas Millenials,” pungkasnya. (Hz humas/wa)