PANGKALPINANG, LASPELA– Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nico Plamonia Utama menggelar pertemuan dengan beberapa nelayan yang berada di kota Pangkalpinang.
Kegiatan tersebut berlangsung di Warung BS Jalan Muntok Kota Pangkalpinang, Jumat (15/10/2021) malam.
Pertemuan khusus ketua Fraksi Demokrat dengan nelayan Pangkalbalam, Kerikil, Ketapang, Sinar Bukan Air Itam dan Sampur ini mengagendakan menampung aspirasi para nelayan.
Dalam paparannya, Nico mengatakan kegiatan menampung aspirasi ini merupakan bagian dari kegiatan reses anggota dewan terhadap konstituen daerah pemilihannya.
“Ini merupakan bentuk tanggung jawab anggota dewan untuk mendengar aspirasi masyarakat kemudian mewujudkannya dengan program-program kegiatan yang bermuara pada kepentingan masyarakat,” ujar Nico.
Dipihnya bidang kelautan dalam kegiatan reses kata Nico mengingat potensi yang dimiliki kota Pangkalpinang hanyalah di bidang bahari tanpa mengesampingkan potensi bidang lainnya seperti perkebunan, pertanian dan pertambangan.
“Khusus reses di dapil Pangkalpinang ini saya mengambil di bidang kelautan. Tidak tepat pula kalau mengambil sektor pertanian dan perkebunan. Apalagi saat ini Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) sudah masuk kewenangan Provinsi. Kalau bicara kewenangan, urusan di darat bukanlah kewenangan Provinsi melainkan kewenangan Pemkot atau Pemkab,” jelas Nico.
Untuk menunjang aspirasi para nelayan ini Nico menggandeng Direktur Utama Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida) Babel, Syainuddin Lukman dan Kepala Sub Bagian Perencanaam Dinas Kelautan Perikanan Provinsi Babel, Siswantoro.
Sebagai dukungan kepada Jamkrida sebut Nico, DPRD Babel sudah menyetujui Pemerintah Provinsi menggelontorkan dana 70 Miliar sebagai dana penjamin.
” Bulan depan kita tambah lagi 50 miliar. Sayang kalau Para Nelayan dan usaha lainnya tidak menggunakan dana ini. Sudah kita siapkan anggarannya, jadi nanti Bapak-bapak dapat menggunakan itu sebagai pinjamannya. Tapi pinjaman ini dapat diberikan kepada koperasi bukan perseorangan. Jadi nanti tugas Bapak bentuklah koperasinya,” harap Nico.
Dalam paparan Syainuddin Lukman, Jamkrida Babel saat ini sudah melakukan terobosan penjaminan diberbagai sektor usaha.
“Jamkrida itu adalah sebagai penjamin kredit pelaku usaha. Bukan hanya kontraktor saja, pelaku UMKM kerajinan, pelaku usaha kelautan juga bisa mendapatkan jaminan dari Jamkrida terkait pinjaman untuk modal awal usaha maupun untuk pengembangan usaha,” ujar Syainuddin.
Lebih lanjut dia menjelaskan, Jamkrida untuk saat ini pula sudah menggandeng beberapa pihak perbankan sebagai mitra kerjanya untuk memudahkan pelaku usaha mendapatkan pinjaman tersebut.
“Kami didukung Bank Sumsel Babel sebagai kreditur untuk memudahkan para pelaku usaha untuk mendapatkan pinjaman. Pinjaman ini pula kami nilai sangat besar untuk satu pelaku usaha maksimal 100 juta sampai bulan Desember ini,” jelasnya.
Dalam kegiatan reses itu pula, Syainuddin menegaskan pihaknya akan jemput bola jika ada para nelayan yang akan meminta Jamkrida sebagai penjamin pinjamannya.
“Intinya kita siap memberikan bimbingan juga memberikan konsultansi dalam hal pinjaman termasuk membantu pelaku usaha dalam bisnis plan ataupun laporan pinjamannya, termasuk skema pembayarannya,” kata dia.
Sementara, Siswantoro menjelaskan peran penyuluh nelayan sangat penting dalam keberlangsungan perekonomian para nelayan. Menurut dia penyuluh mempunyai peran edukasi dalam memberdayaakan potensi maupun terkait bantuan yang diberikan oleh pemerintah kepada nelayan.
“Jadi kepada Bapak Bapak Nelayan jangan segan-segan menemui para penyuluh ini untuk mendapatkan pembinaan. Karena nanti penyuluh ini akan memberikan manajemen mulai dari bagaimana merencanaan pinjaman, mengelola pinjaman maupun dalam manajemen pembayaran pinjaman,” jelasnya.
Dalam kegiatan reses, perwakilan Nelayan Sinar Bulan menyampaikan keluhannya antara lain aktivitas pertambangan dibibir Pantai Sampur menyebabkan para nelayan harus lebih jauh menangkap ikan.
Kelompok nelayan ini juga meminta pemerintah daerah untuk tanggap menyelesaikan persoalan tersebut. Termasuk membantu sarana prasarana nelayan untuk menangkap ikan dalam kondisi agak jauh dari bibir pantai.
Selain itu, mereka juga meminta kemudahanan mendapatkan BBM jenis solar untuk bahan bakar mesin kapal.
“Jangan sampai pula kami dipersulit dalam mendapatkan BBM nya,” sebutnya.(*)