PSG Pilih Lebih Fokus Balas Dendam ke Real Madrid

Juru taktik PSG, Unai Emery (AFP)

LASPELA, SPORT-Paris Saint-Germain (PSG) dijadwalkan bertemu rival terberat Olympique Marseille hingga dua kali, sebelum bentrok dengan Real Madrid di Liga Champions. Pertandingan PSG dengan Marseille dikabarkan merupakan laga besar dalam kalender sepak bola Prancis. Namun, pelatih Unai Emery menegaskan yang terpenting adalah menjaga asa di Eropa, itu artinya harus bisa menang melawan Real Madrid.

Sebenarnya, duel leg kedua babak 16 besar Liga Champions itu bakal tersaji di Paris pada 7 Maret nanti. PSG kalah 1-3 di pertemuan pertama. Itu yang membuat Emery gemas, sehingga yang ada di pikirannya hanya membalas dendam pada Madrid.

Sebelum itu, PSG menjamu Marseille pada Senin (26/2) dini hari WIB, kembali berjumpa lawan yang sama di perempat final Piala Prancis (Coupe de France), lantas tandang ke markas ES Troyes untuk melanjutkan kampanye juara di Ligue 1.

Lewat situs pribadinya, Jumat (23/2-2018), Emery menegaskan duel melawan Marseille berguna untuk mematangkan persiapan timnya sebelum menghadapi Real Madrid.

PSG, yang dipaksa imbang 2-2 di Marseille, awal musim ini, memiliki 68 poin di puncak klasemen Ligue 1. Marseille berada di posisi tiga dengan nilai 55.

Les Parisiens berada di jalur tepat untuk meraih mahkota Ligue 1 kelima dalam enam musim terakhirnya, tapi PSG belum dapat menunjukkan kekuatannya di kompetisi Eropa.

Emery mendapat kecaman karena kekalahan 1-3 di Real Madrid. Namun, mantan pelatih Sevilla itu sesumbar bahwa penampilan PSG bakal jauh lebih baik di kandang sendiri. “Di Paris, PSG senantiasa kuat,” ujarnya dilansir dari laman Harnas.

“Marseille dan Real Madrid tidak asing dengan tempat ini, tapi mereka tidak benar-benar tahu apa yang mereka hadapi. Bersama, kami akan melakukan itu.”

Pemain termahal sedunia Neymar dikabarkan sedang sakit, dan kemungkinan besar tidak bisa tampil di pertandingan nanti.

Marseille sendiri datang dengan niat mengakhiri 15 pertandingan tanpa kemenangan kontra PSG sejak November 2011.
Mereka tidak pernah finis di tiga besar klasemen Ligue 1 sejak 2013, tapi belakangan mampu tampil konsisten di bawah kepemimpinan Rudi Garcia. Mereka hanya tertinggal satu poin dari peringkat dua AS Monaco.

Editor: Stefanus H. Lopis