- Erzaldi Rosman : Mangkol, Menumbing dan Maras Paru-parunya Pulau Bangka
PANGKALAN BARU, LASPELA – Yayasan Gunung Mangkol Lestari (GML) melepas lebih dari seribu burung untuk memperkaya habitat Mangkol yang kini berstatus Taman Hutan Raya (Tahura). Aneka jenis burung yang dilepasliarkan itu terdiri beragam jenis burung yang ada di Pulau Bangka.
Yayasan GML juga bersama panitia Waisak yang sedang merayakan tradisi fang sen, dan aktivis lingkungan dari Animal Lovers of Bangka Island (ALOBI). Ketiga kelompok dengan latar belakang berbeda ini, saling bekerjasama untuk satu kepentingan yakni peduli lingkungan.
“Hari ini kita kembali belajar bersahabat dengan alam, merangkul kehidupan bersama lingkungan dan bersahabat dengan habitat. Lebih membanggakan lagi, hari ini kita membuktikan bahwa kebersamaan itu adalah indah dan perbedaan itu adalah anugerah. Sinergi menciptakan kehidupan yang harmoni dan hari ini adalah salah satu bukti bahwa dengan bersama kita menjadi lebih bermanfaat dan lebih berarti. Baik berarti bagi diri sendiri, berarti bagi organisasi, berarti bagi manusia lainnya bahkan berarti bagi alam dan lingkungan,” kata Ketua Yayasan GML, Djohan Riduan Hasan, saat memberi sambutan, Sabtu (22/4/2017).
Bupati Bateng sekaligus Gubernur Babel Terpilih mengatakan bahwa Mangkol sebagai kawasan yang membentang seluas enam ribu hektar, merupakan kawasan yang sangat penting. Meski berada di wilayah Bangka Tengah, namun memegang peranan utama untuk turut menopang Kota Pangkalpinang.
“Mangkol ini, bersama Menumbing dan Maras adalah paru-parunya pulau Bangka,” katanya.
Dikatakannya, gerakan kepedulian Mangkol tak cuma dilakukan dengan pelepasan burung saja. Namun, melalui Yayasan GML sudah memulainya dengan melakukan pembibitan pohon produktif untuk merevitalisasi Mangkol.
“Kita bersyukur kegiatan yayasan ini sudah berjalan. Semua dilakukan dengan ketulusan hati, tanpa adanya bantuan dana pemerintah,” ujar Erzadi.
Dirjen Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Rasio Ridho Sani yang turut hadir di acara pelepasan burung itu, turut bergembira melihat banyak pihak yang ingin membantu memperbaiki kawasan Mangkol yang kini cukup parah, akibat penambangan dan pembalakan.
“Kalau kita bicara Mangkol, maka bukan hanya lingkungan, tapi juga kenangan. Banyak orang yang punya memori, kenangan indah dengan Mangkol di masa dulu,” ujar pria kelahiran Pangkalpinang ini.
Acara pelepasan burung yang panitianya diketuai oleh Abet Suahaian ini, terbilang sukses. Mengambil lokasi di area pembibitan milik Yayasan GML, dihadiri sekitar lima ratus tamu dan undangan. Antusias terlihat nyata.
Pada kesempatan itu, panitia menghimbau dan mengajak masyarakat untuk peduli lingkungan, dengan salah satunya turut menjaga anak jenis satwa di Mangkol dan tidak menangkap atau menembaknya. Biarkan Mangkol indah kembali.(Ar)