Tulisan ‘Satam Square Belitung’ Kini Menambah Kecantikan Pusat Kota Tanjungpandan

Oleh: Andini Dwi Hasanah

TANJUNGPANDAN, LASPELA- Tampak ada penampilan yang baru dari wajah pusat kota Tanjungpandan beberapa hari ini, yang sangat menarik perhatian masyarakat yang melintasi bundaran tersebut.

Pemandangan baru itu adalah tulisan berwarna merah ‘Satam Square Belitung’ yang tampak menambah kecantikan yang di sebut-sebut sebagai icon nya pulau Belitung tersebut.

Tulisan berwarna merah itu dipasang dengan lampu Jain Letter. Sehingga sewaktu malam hari, kondisi tulisan tersebut diterangi dengan lampu dan bisa menarik perhatian masyarakat maupun wisatawan yang melintas di seputaran area itu.

Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie mengatakan pemasangan tulisan yang sangat cantik tersebut di beri nama ‘Satam square’ ternyata agar mempersatukan penyebutan tugu bundaran batu satam yang selama ini banyak sebutannya.

“Satam adalah icon pusat kota yang memang sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Belum ada penamaan yang resmi dan menjadi panggilan yang sama dari masyarakat luas ataupun wisatawan. Selama ini kita mengenal dengan bundaran simpang lima, bulevar simpang lima, tugu satam, bundaran air mancur, jam gede dan kawasan kv. Senang,” ungkap Isyak pada Laspela, Senin(19/08/2019)

Menurut Isyak, perbedaan penyebutan menjadi bagian dari sejarah yang tak terpisahkan. Namun perlu mengikat semua itu dalam satu lafal yang sama agar menjadi lebih mudah dan populer bagi masyarakat dan wisatawan yang berdatangan ke Belitung.

“Penggunaan bahasa inggris yang dipadukan dengan kearifan lokal dalam hal ini satam sangat penting untuk memberikan kesan kesiapan belitung menyambut wisatawan asing atau manca negara. Square sendiri berarti Alun alun dalam kamus bahasa inggris, karena di sana menjadi pertemuan segala arus lalu lintas dan masyarakat, juga menjadi pusat perhatian utama maka diberi sebutan Satam Square” ujarnya

Orang nomor dua di Belitung itu mengatakan tulisan yang sekarang sangat menyita perhatian masyarakat tersebut menghadap jalan Sriwijaya dan Sudirman dikarenakan kedua jalan tersebut merupakan jalan utama dari bandara dan merupakan pusat lalu lintas yang paling ramai.

“Sudah saatnya pusat kota menjadi lebih berwarna, lebih bergairah dan lebih bernyawa agar kita semua sama-sama bisa optimis dalam pembangunan, dan mempercantik kota dan desa harus terus dilakukan untuk menyambut wisatawan salah satunya dengan memberikan kenyamanan,” tutur Isyak (din)