Antrean BBM di Pulau Bangka Jadi Perhatian Serius Bambang Patijaya, Minta Pertamina Jangan Terulang Kembali

Avatar photo
Editor: Iwan Satriawan
Ketua Komisi XII DPR RI, Bambang Patijaya. (Foto: ist)

PANGKALPINANG, LASPELA–Antrean pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU-SPBU di Pulau Bangka beberapa hari belakangan ini mendapat perhatian serius Ketua Komisi XII DPR RI, Dr Bambang Patijaya.

Tokoh nasional asal Bangka Belitung itu langsung berkoordinasi dengan pihak Pertamina untuk mengetahui apa penyebab dan solusi untuk mengatasinya.

Ia menjelaskan, antrean BBM di SPBU-SPBU di Pulau Bangka terjadi akibat Panic Buying masyarakat yang dipicu langkanya BBM jenis Pertamax.

“Dan Pertamax ini sudah sampai dan kemarin distribusikan dua kali lipat dari biasanya dan hari ini sudah didistribusikan juga dengan jumlah yang cukup signifikan.
Stok yang ada saya sudah terima laporan dari Pertamina itu sudah masuk dua kapal, satu lagi lagi antri,” jelas Bambang Patijaya, Rabu (19/11/2025).

Lebihlanjut ia mengatakan, karena ini persoalan logistik dirinya sudah kontak direksi Pertamina Patra Niaga yang mengurusi logistik BBM agar tidak terulang kelengahan lagi dalam pengaturan logistik karena Tanjung Uban posisinya dekat cuma 25 jam dari Bangka.

“Jadi saat ini distribusi baik BBM jenis Pertalite yang sudah ditambah dan BBM jenis Pertamax dalam proses pemulihan. Masyarakat harap tidak panik karena situasi tidak masalah terkait pasokan dan ini sudah menjadi perhatian Patra Niaga pusat agar tidak terulang,” imbuh Bambang Patijaya.

Antrian panjang warga sejak beberapa hari belakangan terlihat di SPBU-SPBU di Pangkalpinang.

Antrian warga ini terjadi di seluruh  SPBU  seperti Pangkalbalam,  Keramat. Opas dan SPBU lainnya.

Sejumlah pengendara mengeluhkan waktu tunggu yang mencapai 20 hingga 30 menit untuk mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM), terutama Pertalite dan Solar.

Bagi warga yang tak punya waktu untuk mengantre terpaksa mengeluarkan biaya ektra karena membeli Pertalite dengan harga Rp15.000/liter.

“Pagi tadi terpaksa beli eceran. Dapetnya Rp 15.000/liter,” ungkap ibu Ida di Pangkalpinang.

Antrian mengular hingga keluar area SPBU dan membuat arus lalu lintas di sekitar lokasi tersendat.

Beberapa warga menyebutkan, antrean ini semakin parah dalam beberapa hari terakhir karena dampak ombak besar yang memengaruhi jalur distribusi BBM melalui jalur laut.

Sandi (34), salah satu pengendara, mengatakan waktu tunggu yang lama membuat aktivitasnya terganggu.

“Biasanya cepat, sekarang bisa 30 menit bahkan lebih. Katanya kapal pengangkut BBM terhambat karena ombak besar. Ya kami yang paling merasakan, mana antri panas-panasan,” ujarnya, Selasa (18/11/2025).

Ratna (42), pengendara lainnya, juga mengeluhkan kondisi tersebut.

“Ombak besar itu memang bukan salah siapa-siapa, tapi dampaknya ke masyarakat. Kami jadi repot, antre panjang setiap hari. Pemerintah harus punya langkah antisipasi supaya suplai tetap aman,” katanya.

Warga berharap pemerintah daerah dan Pertamina dapat memastikan pasokan tetap stabil meski terjadi cuaca buruk di laut.

Selain itu, masyarakat meminta adanya koordinasi lebih baik antara pihak distribusi dan SPBU untuk mencegah antrean yang lebih parah, terutama pada jam-jam sibuk.

Beberapa petugas SPBU menyebutkan bahwa distribusi BBM memang sempat terhambat akibat gelombang tinggi yang melanda wilayah perairan Bangka.

Pantauan di sejumlah SPBU selain terjadi antrian panjang, BBM jenis Pertamax juga kosong.

” Ini sudah beberapa hari ini pak. Semua SPBU kosong,” ungkap seorang petugas.(wan)

Leave a Reply