MAGDALENA hampir 40 tahun menekuni profesinya sebagai penenun kain cual. “Mulai dari tahun 1976 saya belajar nenun kain cual ini. Pertama di Palembang sejak tahun 1977. Kemudian di tahun 1978 baru saya fokus nenun kain cual di Bangka Belitung ini sampai sekarang, ” kata Magdalena kepada LASPELA di sela-sela peresmian museum kain cual ISHADI, Selasa (15/8/2017).
Di Museum Cual ISHADI, Magdalena banyak belajar berbagai macam motif kain cual. Di geleri Museum ISHADI ada kain berbahan baku benang emas 18 karat. Harganya berkisar Rp2 juta hingga Rp 5juta.
“Harga jual kain cual tergantung dari motif dan bahan baku. Ada beberapa motif kain cual yang di buat salah satunya dari benang sutra, bahkan ada yang di buat dengan benang emas, “ungkapnya.
Wanita Muntok itu sedang menenun Bebek Setaman ketika disaksikan Gubernur Erzaldi dan Ny. Hj Melati Erzaldi. “Ada motif lain seperti kembang gajah, bunga cina, naga bertarung,” kata Magdalena.
Penenunan kain cual rumit dan memakan waktu satu hingga tiga bulan bahkan sampai enam bulan. Namun ada motif cual yang dibuat menggunakan print untuk produk massalnya.
“Bahan bakunya pun berkisar Rp 450 ribu, dan untuk harga benang sekitar Rp800 ribu, ” tutur Magdalena. (wina)