Tutup Akses Jalan, Petani Sawit Desa Mendo Keluhkan Portal Milik PT SAML

* Abdul Razak: Kami Tak Mencari Ribut

Avatar photo

 

MENDO BARAT, LASPELA — Kelompok tani masyarakat Desa Mendo, Kecamatan Mendo Barat menyayangkan adanya pemasangan portal oleh PT Sinar Argo Makmur Lestari (SAML) yang berdiri di lokasi kebun milik perusahaan tersebut di Desa Rukam.

Pasalnya, dengan adanya portal itu membuat kelompok tani setempat tak bisa melintas ke lahan kebunnya, yang memang lokasinya saling silang.

Perwakilan Kelompok Tani Desa Mendo, Abdul Razak mengatakan, peristiwa itu bermula saat PT SAML membuat jalan yang rencananya jalan tersebut bisa digunakan untuk kepentingan bersama.

Namun pada Juni lalu, kata Razak, pihak PT SAML justru menutup akses jalan tersebut dengan membuat portal. Sikap tersebut langsung mendapat protes dari kelompok tani setempat lantaran harus memutar arah jalan yang jauh untuk akses menuju kebun.

“Memang awalnya mereka membuat jalan sampai ke lokasi kita. Jadi karena mereka mau menembus jalan, lokasi kami lah yang dipakai. Dan memang mulai masuk lahan milik PT SMAL, kemudian 1 kilometer selanjutnya masuk ke area perkebunan kelompok tani. Setelah itu di belakang masuk lagi akses jalan untuk perkebunan PT SMAL,” katanya, Sabtu (19/8/2023).

“Beberapa waktu, jalan itu kita pakai sama-sama, tiba-tiba jalan itu diportal. Pas kita mau ngirim pupuk dilarang sama mereka, alasannya jalan itu mereka yang bangun,” tambahnya.

Atas tindakan tersebut, pihaknya akhirnya juga memasang portal di lahan milik kelompok tani. Meskipun akhirnya dibongkar oleh warga.

Kendati demikian, pihaknya mengatakan tidak ada unsur niatan untuk memasang portal tersebut, lantaran jalan itu digunakan untuk kepentingan bersama, apalagi banyak juga masyarakat yang melewati jalan itu.

“Intinya kami tidak mencari ribut, tapi bisa sama-sama memakai jalan itu. Jika portal mereka dikunci dari jam berapa sampai jam berapa, jadi kami tahu kapan kami bisa lewat. Sebenarnya kami gak ada niatan memasang portal, tapi mereka duluan yang masang,” bebernya.

Atas insiden itu, pihaknya mengaku sudah melaporkan permasalahan ini kepada Kepala Desa Mendo untuk dicarikan solusinya dengan mempertemukan kedua belah pihak usai acara HUT Kemerdekaan RI.

“Pak Kades sudah ada menawarkan solusi agar kami kedua belah pihak bisa tentram sama-sama berkebun seperti semula. Kami setuju saja. Tapi tidak tau dari pihak PT SMAL. Hanya saja kami tidak mau ada keributan selama belum ada solusi yang nyata. Capek juga kalau harus ribut ribut”, kata Razak.

Dirinya berharap polemik yang terjadi antara kedua belah pihak dapat diselesaikan satu meja. Dan tidak terjadi saling serang antara kedua belah kubu hingga menunggu adanya hasil yang disepakati bersama.

“Kami hanya berharap adanya komunikasi dua arah antara PT SMAL dan kami sebelum melakukan suatu tindakan, sehingga bisa dibicarakan dan tidak terjadi konflik,” ujarnya.

Sementara itu, pihak PT SAML Agus menegaskan untuk portal yang di pasang di Desa Rukam tidak bisa dibuka lantaran menjadi wewenang PT SMAL dan bukan termasuk jalan umum.

Namun demikian, kata Agus, untuk 600 meter akses PT SMAL yang masuk di Desa Mendo itu bisa digunakan bersama.

“Untuk 600 meter yang masuk Desa Mendo itu bisa. Tapi kalau yang arah Desa Rukam itu bukan jalan umum, jadi gak bisa. Portal di Rukam itu untuk keamanan di Rukam,” tegasnya. (mah)