PANGKALPINANG, LASPELA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pangkalpinang memprediksi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan mengalami puncak musim penghujan antara Desember 2025 hingga Januari 2026.
“Dinamika atmosfer yang didukung oleh kombinasi angin musiman/muson, gelombang atmosfer, dan suhu muka air laut saat ini mendukung terjadinya puncak musim hujan,” kata Prakirawan BMKG Pangkalpinang, Bimo Satrian Nugroho kepada media ini, Senin (29/12/2025).
Menurut Bimo, kondisi ini akan didominasi oleh pertumbuhan awan hujan yang mudah terbentuk secara konvektif, yang berpotensi memicu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai angin kencang dan petir.
”Secara umum, pertumbuhan awan ini menyebabkan hujan biasanya terjadi di siang hari hingga sore hari atau dini hari hingga menjelang pagi,” ujarnya.
BMKG juga mencatat adanya curah hujan ekstrem di sejumlah wilayah. Pantauan terbaru menunjukkan curah hujan di daerah Jebus, Parittiga, dan Belinyu telah mencapai 130 milimeter per hari, menunjukkan kategori hujan sangat lebat.
Selain itu, BMKG mencatat peningkatan pasang maksimum air laut sejak 6 Desember 2025 yang dipengaruhi oleh fenomena astronomi seperti supermoon, perigee, dan bulan purnama.
Pasang maksimum diperkirakan mencapai puncaknya pada 8-9 Desember 2025 lalu dengan ketinggian di Pantai Pasir Padi Pangkalpinang mencapai 3,3 hingga 3,5 meter antara pukul 08.00 pagi hingga 12.00 siang.
“Meskipun puncaknya sudah mulai menurun, kondisi ini tetap perlu diwaspadai,” jelasnya.
Lanjut Bimo, kekhawatiran utama adalah ketika terjadi pasang maksimum yang berbarengan dengan cuaca ekstrem berupa angin kencang atau hujan sedang hingga lebat.
Kondisi ini secara signifikan meningkatkan potensi terjadinya banjir rob (air laut meluap ke daratan) dan banjir genangan, terutama di daerah pesisir dataran rendah dan kawasan yang dekat dengan saluran air atau irigasi perkotaan.
“Kami meminta masyarakat di Kepulauan Bangka Belitung untuk tetap waspada terhadap potensi banjir rob dan banjir genangan, meskipun periode puncak pasang maksimum air laut pada 8-9 Desember 2025 telah terlewati,” tuturnya.
Lebih lanjut, Bimo menjelaskan BMKG mencatat ada sejumlah titik rawan banjir rob dan hujan lebat yang harus diwaspadai masyarakat.
“Rawan banjir rob di pesisir timur Pulau Bangka, Bangka Utara, sebagian Muntok (Bangka Barat), dan Pesisir Barat Belitung (termasuk Tanjung Pandan dan Manggar),” jelasnya.
Dia menambahkan sementara rawan hujan lebat terjadi di daerah Bangka bagian utara dan Bangka Barat bagian utara, meliputi Kecamatan Jebus, Parittiga, hingga Belinyu.
“Berdasarkan historis, daerah Bangka Barat, Belitung, dan Pangkalpinang termasuk pesisir dan dataran rendah dengan tingkat pasang maksimum yang tinggi dan rentan terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan banjir rob,” tutupnya. (chu)







Leave a Reply