PANGKALPINANG, LASPELA – Suhu politik di Kota Pangkalpinang menjelang Pilkada Ulang 2025 makin panas.
Cara-cara kotor untuk mendiskreditkan pasangan calon yang bertarung mulai dimainkan pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.
Diantaranya berupa pesan bernada provokatif dan penuh fitnah menyebar luas di media sosial dan grup WhatsApp.
Kampanye hitam ini pasangan calon tentu memicu keresahan di kalangan masyarakat.
Di tengah tahapan krusial Pilkada, kondisi ini membuat situasi politik lokal makin tegang.
Ketua Bawaslu Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, EM Osykar, menegaskan bahwa pihaknya tengah mengawasi secara ketat pergerakan informasi di ruang digital.
Ia meminta masyarakat untuk tidak mudah percaya dan menyebarkan pesan yang belum jelas kebenarannya.
“Kami mengajak semua pihak untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi. Perbedaan pilihan adalah hal biasa dalam demokrasi, tapi jangan sampai jadi alasan untuk saling menyerang,” kata Osykar.
Menurutnya, Bawaslu telah mengaktifkan patroli siber untuk mengantisipasi penyebaran hoaks dan ujaran kebencian.
Pelaku kampanye hitam yang terbukti melanggar hukum akan ditindak tegas sesuai peraturan yang berlaku.
Senada dengan itu, Ketua Bawaslu Kota Pangkalpinang, Imam Ghozali, menyampaikan bahwa tahapan Pilkada Ulang sudah memasuki fase penting, yakni penelitian berkas pasangan calon.
Artinya, pemungutan suara sudah di depan mata.
“Kami ingin Pilkada ini berjalan damai dan demokratis. Jangan rusak prosesnya dengan informasi palsu dan ujaran kebencian,” ujarnya, Jumat (11/7/2025).
Ia menekankan bahwa disinformasi politik yang beredar di masa seperti ini sangat berbahaya.
Banyak masyarakat yang akhirnya percaya pada narasi yang sesuai dengan emosinya, bukan pada fakta.
“Kalau dibiarkan, ini bisa menimbulkan konflik di masyarakat. Apalagi kalau setiap orang mulai menyebarkan pesan yang tidak diverifikasi. Maka dari itu, kami terus mengedukasi masyarakat untuk berpikir kritis dan cek informasi ke sumber resmi,” tambah Imam.
Bawaslu juga meminta para bakal calon, tim pemenangan, relawan, dan simpatisan untuk menahan diri dan tidak ikut-ikutan menyebar narasi negatif.
Kini, masyarakat Pangkalpinang dihadapkan pada tantangan besar, dan Bawaslu berperan menjadi motor menjaga agar pesta demokrasi tidak berubah menjadi sebuah konflik perpecahan.
Peran aktif masyarakat Pangkalpinang sangat dibutuhkan untuk menjaga ruang digital tetap bersih, damai, dan sehat menjelang hari pemungutan suara.
“Kami mengajak semua pihak untuk menjaga ketertiban dan tidak mudah terpancing isu-isu provokatif. Jadikan Pilkada ulang ini menjadi ruang memperkuat kebersamaan,” ujarnya. (dnd)
Leave a Reply