Sempat Dirawat Setengah Jam, Seorang Balita di Bangka Meninggal Dunia Akibat DBD

Editor: Iwan Satriawan
Boy Yandra

SUNGAILIAT, LASPELA – Seorang anak balita berusia 4,2 tahun berinisial RF meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD) yang disertai komorbid.

RF meninggal dunia di RSUD Eko Maulana Ali setelah menjalani perawatan selama 30 menit, masuk pukul 07.00 WIB dan dinyatakan meninggal dunia pukul 07.30 WIB.

“Pasien meninggal dunia setelah 30 menit masuk rumah sakit. Selain itu juga ada komorbid atau penyakit penyerta lainnya,” ungkap Ketua Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Bangka Belitung,, Boy Yandra, Rabu (2/7/2025) malam

Boy yang juga Staf Ahli Bupati Bangka Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan itu mengatakan, hingga minggu ke-26 tahun 2025, jumlah kasus DBD di Kabupaten Bangka mencapai 201 kasus.

Kasus-kasus tersebut tersebar di delapan kecamatan dan 12 puskesmas, dengan rincian Puskesmas Sungailiat terdapat 33 kasus, diikuti oleh Puskesmas Rebo dengan 32 kasus, Puskesmas Batu Rusa 31 kasus, Puskesmas Sinar Baru 17 kasus.

Kemudian di Puskesmas Belinyu dan Riau Silip masing-masing 19 kasus, Puskesmas Pemali 16 kasus, serta Puskesmas Gunung Muda 11 kasus.

Sementara itu, Puskesmas Petaling mencatat enam kasus, Puskesmas Bakam lima kasus, Puskesmas Penagan tiga kasus, dan Puskesmas Puding Besar satu kasus.

“Kasus terbanyak tercatat di wilayah Kecamatan Sungailiat dengan total keseluruhan mencapai 102 kasus,” jelas Boy.

Atas kasus ini, ia pun menekankan pentingnya gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang melibatkan perangkat desa, kepala lingkungan, hingga masyarakat.

“Minimal seminggu sekali lakukan pembersihan lingkungan, kemudian jangan lupa untuk menguras penampungan air, menutup bak mandi, dan menggunakan kelambu atau obat oles sebagai perlindungan,” imbaunya.

Boy juga mengingatkan masyarakat untuk segera membawa anggota keluarga yang mengalami gejala demam atau panas tinggi ke fasilitas kesehatan.

“Ciri-ciri nyamuk DBD umumnya terlihat dari pola warna hitam putih di kakinya,” tambahnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangka, Nora Sukma Dewi membenarkan adanya kasus tersebut.

“Iya benar, pasien disertai dengan penyakit penyerta,” katanya. (mah)

Leave a Reply