TOBOALI, LASPELA – Salah satu petani Rias, Mas Pur mengeluhkan dengan akses jalan produksi rusak, yang menyebabkan panen sawahnya sulit dilakukan.
Pasalnya, setiap masuk waktu panen, ia harus menunggu mesin Combine untuk memanen sawah di ujung jalan produksi yang rusak, baru sawah punya dia bisa dipanen.
Sawah milik mas Pur ini tepat berada di samping jalan apalagi akses jembatan terbuat dari kayu tetapi sudah tidak layak untuk dilalui.
Tak hanya itu, jika masuk masa panen, ia harus merogoh kocek yang tidak sedikit dari kantongnya, dengan biaya angkut Rp 10 ribu per karung, jika 10 karung harus mengeluarkan biaya Rp 100 ribu.
“Kalau masuk masa panen harus mengeluarkan biaya angkut karung padi sebesar Rp. 10 ribu per karung, bayangkan kalau 5 – 10 kali angkut berapa biaya yang dikeluarkan,” ungkapnya, Selasa (6/8/2024).
Ia menilai, dengan kondisi jalan rusak ini menambah beban biaya kepada petani kecil sepertinya dan teman-teman lainnya.
“Jalan rusak ini tentunya menambah biaya bagi para petani, sudah jalan rusak, panen sawah di ujung jalan melewati jalan ini, sudah rusak malah tambah rusak,” terangnya.
Ia menyebut, sempat ada orang dari Pemda datang serta menanyakan jalan yang rusak ini tetapi sangat disayangkan, kenapa saat petani sudah menanam bibit padi malah mau memperbaiki, tentunya resikonya besar sawah petani rusak dan rugi.
“Kami tidak menghalangi pembangunan apalagi akses jalan ini jadi baik, namun alangkah lebih baiknya di musyawarahkan dulu bersama teman – teman kelompok lainnya, kapan waktu yang tepat untuk memperbaikinya,” pungkasnya. (Pra)