Lulusan Menengah Atas di Babel Pilih Bekerja Dibandingkan Kuliah

PANGKALPINANG, LASPELA – Minat lulusan SMA/SMK di Provinsi Bangka Belitung (Babel) untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang masih rendah, 60 persen bahkan tidak melanjutkan pendidikannya dengan alasan memilih bekerja, menikah dan sebagainya.

Angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi pada 2022 hanya 14,85 persen atau turun dibandingkan tahun sebelumnya 15,23 persen. Hal ini mendapatkan perhatian khusus dari Pemprov Babel.

“Penurunan APK ini menunjukan hal yang tidak baik untuk meningkatkan kualitas SDM masyarakat,” kata Penjabat (Pj) Gubernur Babel, Ridwan Djamaluddin dalam rapat bersama Forum Rektor Provinsi Kepulauan Babel di Ruang Pasirpadi Kantor Gubernur Babel, Selasa (14/2/2023).

Untuk itu, pihaknya mendorong generasi muda untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya, sehingga menghasilkan generasi yang unggul dan berdaya saing.

“Hal ini dikarenakan pendidikan memiliki kontribusi yang besar dalam meningkatkan kualitas pembangunan,” ujarnya.

Ridwan mengatakan data Dinas Pendidikan Babel dari 100 persen lulusan SMA dan SMK hanya sekitar 40 persen yang melanjutkan ke perguruan tinggi, dengan jumlah total lulusan 17.512 orang dan 11.257 orang lulusan tidak melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.

“Jadi sekitar 60 persen tidak melanjutkan pendidikan dan memilih untuk mencari kerja,” ungkapnya.

Jika dibandingkan data BPS rendahnya Angka Partisipasi Kasar (APK) di Babel didominasi sekitar 37,3 persen tujuannya untuk mencari pekerjaan, kemudian 18 persen merasa pendidikannya ditingkat SMA/SMK sudah cukup. Sementara, 17,3 persen alasannya menikah, 16,5 persen karena tidak memiliki biaya untuk melanjutkan pendidikan, dan 10,7 persen alasan lainnya.

“Jangan sampai hal ini dianggap bukan masalah karena apapun SDM adalah sumber paling penting untuk membangun masyarakat,” kata Dirjen Minerba Kementerian ESDM RI ini.

Menyikapi hal itu, pihaknya akan mendalami data tersebut untuk dicari akar masalahnya. Dan juga akan terus memberikan dukungan guna meningkatkan APK di Babel. Mulai dari pemberian beasiswa.

“Kami akan segera mengirimkan surat kepada Kemendikbudristek terkait moratorium program studi sosial,” jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga bersama pemkab dan pemkot akan berkampanye untuk mengajak generasi muda untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

“Kita akan mengkampanyekan bersama dengan pemkot, pemkab untuk ke desa-desa dan ke kampung-kampung serta menunjuk data pendidikan untuk meningkatkan APK perguruan tinggi ini,” tuturnya.

Ridwan menambahkan, selain itu Pemprov Babel juga mendorong penambahan Kartu Indonesia Pintar (KIP) bagi pelajar yang ingin berkuliah di perguruan tinggi swasta, serta melakukan kampanye dengan mengubah pola pikir atau mindset, kenapa harus melanjutkan ke perguruan tinggi.(chu)