BELITUNG, LASPELA – Inovasi yang digagas oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (DPKD) Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung (Babel) dengan nama Sirkulasi Koleksi Antar Perpustakaan (SIKANTAN) patut diapresiasi.
Pasalnya, inovasi SIKANTAN mampu membangkitkan dan meningkatkan minat baca masyarakat di desa, hingga menumbuhkan jiwa kewirausahaan dari masyarakat.
Inovasi ini mulai diterapkan pada awal tahun 2020 lalu, DPKD Belitung rela mengantarkan ratusan judul buku hingga ke pelosok desa di Belitung, untuk meningkatkan minat baca dan memberikan layanan kepada masyarakat.
Inovasi tersebut berhasil masuk sepuluh top inovasi dalam gelaran Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) tahun 2022 tingkat Provinsi Babel.
Kepala Biro Organisasi Sekreatariat Daerah (Setda) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Babel, Ellyana, mengapresiasi inovasi dari DPKD Belitung yang berhasil masuk top sepuluh dari 39 inovasi yang lolos administrasi.
Pada penilaian lanjutan yakni verifikasi lapangan, tim juri KIPP Babel tahun 2022, melihat secara langsung inovasi tersebut dan manfaatnya.
“Kami membawa tim juri untuk melihat langsung verifikasi lapangan top sepuluh KIPP tahun 2022, melihat seperti apa inovasi yang mereka buat, sejauh mana manfaatnya,” kata Ellyana di Belitung, Senin (10/10/2022).
Dari tujuh tim penilai, dua yang hadir langsung ke lapangan di Belitung, lima juri lainnya akan menilai dari video kunjungan verifikasi yang disiapkan oleh panitia.
Dalam verifikasi lapangan tersebut, selain melihat perpustakaan DPKD Belitung, tim juga melihat ke dua desa yang menjadi pelanggan tetap perpustakaan dengan layanan SIKANTAN, yakni Desa Sungai Samak, Kecamatan Badau dan Desa Bantan, Kecamatan Membalong.
Salah satu juri, Jumli Jamaluddin, mengapresiasi inovasi SIKANTAN DPKP Belitung, inovasi ini menurutnya mampu menggerakkan masyarakat untuk mengimplementasikan hasil bacaannya.
“Inovasi ini bagus, dampaknya masyarakat bukan sekedar mendapatkan informasi dari buku bacaan yang dibaca, tetapi juga keberlanjutannya, bahkan masyarakat tertarik untuk mengimplementasikan dalam bentuk ekonomi kreatif,” ujar Jumli.
Ia berharap, inovasi ini semakin berkembang, dan semakin banyak desa di Belitung yang meminjam buku ke perpustakaan DPKD, sehingga minat baca pun semakin meningkat.
Menginspirasi Masyarakat
Menanggapi hal ini, Kepala DPKD Belitung, Paryanta, menyebutkan melalui inovasi SIKANTAN ini pihaknya tak hanya meningkatkan minat baca, tetapi juga menginspirasi masyarakat di desa untuk mengimplementasikan apa yang dibaca.
“Alhamdulillah sejak digagas, banyak perpustakaan desa yang berlangganan pinjam buku ke kami secara berkala dan rutin, bahkan dari buku bacaan itu kami kembangkan menjadi pelatihan dan mereka ada yang membuat produk kerajinan,” jelas Paryanta.
Inovasi ini lanjutnya memudahkan masyarakat di desa untuk membaca buku, mengingat keterbatasan judul buku yang ada di perpustakaan desa.
Sehingga dari sebanyak 14.000 judul buku dan 28.000 eksemplar buku yang ada di perpustakaan ini dapat diserap oleh masyarakat.
“Dengan adanya inovasi ini, perpustakaan di desa, sekolah atau taman bacaan dapat mengembangkan jumlah koleksi, dapat meningkatkan jumlah pengunjung sehingga minat baca pun akan meningkat,” ujarnya.
Selain itu, tak kalah pentingnya dapat memperluas wawasan pengetahuan dan manfaat serta keberlangsungan pelayanan ini akan dirasakan langsung oleh masyarakat luas.
Paryanta menambahkan, untuk mendukung program tersebut DPKD Belitung memperluas jaringan kerjasama, yang membawa manfaat bagi keberlanjutan perpustakaan baik kerjasama dengan pendidikan anak usia dini (PAUD), perpustakaan sekolah, desa/ kelurahan, perpustakaan khusus, taman bacaan dan lain-lain.
Selain itu dengan adanya program ini juga akan menciptakan dan mewujudkan program Belitung gemar membaca, dan menjadikan pelayanan publik sebagai percepatan reformasi birokrasi serta pencapaian pembangunan yang berkelanjutan di Belitung.
“Jadi perpustakaan desa itu pesan buku lewat aplikasi atau datang ke perpustakaan kami, pilih buku, nanti bukunya kami antar ke desa. Satu bulan kemudian kami ambil dan ditukar dengan buku lainnya,” paparnya.
Keunikan inovasi ini mendekatkan koleksi perpustakaan ke masyarakat melaui PAUD, perpustakaan sekolah, desa/ kelurahan, perpustakaan khusus, taman bacaan dan lain-lain yang terbatas koleksinya.
“Berdasarkan pengalaman di lapangan program SIKANTAN ini mudah diterima dan beradaptasi dengan kondisi perpustakaan desa maupun perpustakaan sekolah,” imbuhnya.
Tak hanya itu, dalam beberapa bulan sekali, pihaknya juga membawa mobil perpustakaan keliling ke desa-desa, selain membawa buku yang dipinjam, juga tersedia tablet dan jaringan wifi untuk mengenalkan e-book kepada anak-anak di desa membaca secara online.
Sementara, layanan di perpustakaan DPKD juga menyiapkan ruang baca yang nyaman, dengan fasilitas free wifi. Bahkan, bagi pengunjung baru yang ingin menjadi anggota perpustakaan cukup lima menit sudah bisa mendapatkan kartu anggota.
“Bagi yang punya kartu anggota, itu kami ada promo diskon di beberapa outlet, toko hingga hotel, diskon 10-25 persen bagi pemilik kartu anggota perpustakaan. Jadi selain untuk pinjam buku, mereka juga dapat bonusnya,” ulasnya.
Paryanta menyebutkan, bagi pengunjung juga akan diberikan kupon dan diundi setiap akhir tahun, dengan hadiah doorprize menarik. Hal ini, bagian dari upaya meningkatkan minat baca masyarakat.
Selain itu, pihaknya juga memfasilitasi desa untuk mengadakan pelatihan implementasi dari buku bacaan tersebut.
Kepala Desa Sungai Samak, Kecamatan Badau, Alex Saputra, mengaku sangat terbantu dengan layanan sikantan, karena pihaknya dengan mudah mendapat buku-buku untuk dibaca oleh masyarakat.
“Yang baca buku di perpusdes kita bukan cuma anak sekolah, tapi pelaku UMKM, masyarakat, ibu-ibu PKK dan lainnya. Bahkan dari membaca buku disini, banyak yang terinspirasi membuat produk kerajinan, makanan, dan beternak,” ujarnya.
Setiap hari, kunjungan masyarakat ke perpusdes Hati Bersinar ini 10-15 pengunjung, mulai dari anak SD hingga emak-emak.
Ia menuturkan, secara berkala setiap bulan sekali mereka pinjam buku ke perpustakaan Belitung dan dianter langsung ke desa.
“Dalam waktu dekat dibantu DPKP Belitung kami juga akan mengadakan pelatihan membuat hantaran pengantin, itu berawal dari buku yang dipinjam. Ada juga produk makanan yang dibuat oleh warga dan sekarang sudah dipasarkan di galeri UMKM Belitung,” kisahnya.
Senada dengan di Desa Bantan, Kecamatan Membalong. Secara rutin perpustakaan desa juga menggunakan layanan sikantan DPKP untuk mendapatkan beranekaragam judul buku.
“Anak-anak paling senang membaca disini, kalau dewasa agak kurang. Setiap pulang sekolah mereka kesini baca buku, ada juga yang pinjam baca di rumah,” tukas Sekretaris Desa Bantan, Gunadi. (sih)