Persiapkan Program For International Student Assesment, Babel Lakukan Studi ke Yogyakarta

YOGYAKARTA, LASPELA – Dalam rangka persiapan Program For International Student Assesment (PISA) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Kepala Dinas Pendidikan Babel, Muhammad Soleh didampingi Sekretaris Dinas, Ervawi serta Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Babel, dan perwakilan Kepala SMA/SMK di Babel melakukan kunjungan Studi ke Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (7/6/2021) di Ruang Sasana Krida.

Gubernur Erzaldi dalam hal ini sangat mendukung persiapan PISA karena selaras dengan visi misinya dalam meningkatkan SDM yang unggul dan andal. Guna mewujudkannya, orang nomor satu di Babel ingin seluruh pihak terkait dapat betul-betul mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan.

Menurutnya, ini merupakan peluang yang diberikan Pemerintah Pusat bagi Bangka Belitung, dan untuk itu dirinya ingin PISA betul-betul dapat dipersiapkan. Di Indonesia sendiri hanya dua daerah yang telah menerapkan PISA, yakni Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan DKI Jakarta.

Bagaimana Meningkatkan Skor PISA?

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Yogyakarta, Didik Wardaya mengatakan bahwa, salah satu hal yang bisa menaikkan skor PISA adalah ketika seorang guru mampu menggunakan Teknologi Informasi (TI) dalam pembelajaran.

“Ini bisa menaikkan sebanyak 40 poin. Kami giat mendorong penggunaan teknologi informasi di sekolah-sekolah. Semoga Babel bisa melakukan hal yang sama dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk proses belajar mengajar,” ujarnya.

Selain itu, pentingnya nilai budaya dalam pembelajaran. Bagaimana kekuatan budaya lama menjadi spirit bagi pendidikan termasuk dalam menjaga kelestarian bumi. Untuk itu, dirinya menekankan pentingnya pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap kebijakan-kebijakan yang mampu meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia dengan meningkatkan kualitas guru, meningkatkan kualitas kepemimpinan di sekolah, serta meningkatkan iklim belajar di sekolah.

Dikatakan Didik, siswa yang menghabiskan lebih banyak waktu dalam seminggu untuk membaca sebagai hiburan di waktu luang, capaian skor PISA nya lebih tinggi 50 poin.

Dirinya juga berharap dengan ditunjuknya beberapa daerah sebagai sampel pelaksanaan PISA ini bisa membantu mengangkat skor PISA nasional agar bisa bersinergi mengangkat nama Indonesia agar semakin baik di dunia Internasional.

Kepala Dinas Pendidikan Babel, Muhammad Soleh berterima kasih kepada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi DIY beserta jajaran yang telah menyambut dan memberikan banyak informasi serta saran bagi Pemprov. Babel dalam menyiapkan PISA ini.

“Meskipun PISA bukan satu-satunya tolak ukur, tapi melalui PISA kita bisa memetakan mutu pendidikan Babel secara nasional maupun internasional. Ini peluang yang dipercayakan Pemerintah Pusat kepada Babel. Maka, harus kita persiapkan dengan sebaik-baiknya dan segera buat tim PISA di satuan pendidikan masing-masing,” tuturnya.

Menurutnya, ini merupakan konstribusi besar untuk Babel. Tahun sebelumnya hanya dua provinsi yang dipercaya untuk melaksanakan PISA, tahun depan Babel diberi kepercayaan, sudah sepatutnya semua pihak berupaya maksimal.

Ditambah lagi dukungan Gubernur Erzaldi sangat besar terhadap pelaksanaan PISA ini. Karena jarang sekali menurutnya, ada pimpinan yang begitu peduli dengan dunia pendidikan dan peningkatan kualitas SDM.

Sejauh Ini Bagaimana Persiapan Babel untuk PISA?

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Babel sekaligus Ketua PGRI Babel, Kunlistiani mengatakan bahwa persiapan PISA ini sudah dilakukan sejak Juli 2020 dan terus berlanjut hingga tahun 2022 sampai pada tahap pelaksanaan.

“Setelah itu kita membuat suatu program, mulai dari bekerja sama dengan dinas-dinas yang ada, kemudian mengadakan sosialisasi mengenai program tersebut, membuat target, dan melatih guru inti. Saat ini ditindaklanjuti dengan mengevaluasi bidang apa yang masih lemah, contohnya bidang Matematika. Maka kita berangkat ke Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika. Karena mengingat yang akan dijadikan objek tes adalah numerasi, literasi dan science,” jelasnya.

Disebutkan Kunlistiani bahwa, tak hanya tingkat pengetahuan anak yang perlu dipersiapkan. Namun juga perlu mempersiapkan mental dengan membuat anak betah, happy di sekolah sehingga membuat kegiatan belajar menjadi sesuatu yang menyenangkan.

“Jika kondisi jiwa anak senang maka, proses belajar akan mudah. Misalnya bagaimana membuat pelajaran Matematika menjadi suatu hal yang menyenangkan. Makanya saat ini kita mengedepankan Matematika analisis yang membuat anak bisa menyelesaikan suatu permasalahan,” ujarnya.rill/(wa)