Ketua DPRD Ungkapkan Awal Mula Terpapar Covid-19 Sampai Kekecewaan Terhadap Kepala Dinkes Basel

Oleh: Nopranda Putra


TOBOALI, LASPELA – Ketua DPRD Bangka Selatan, Erwin Asmadi sudah delapan hari menjalani perawatan karantina di Rumah Sakit Umum Provinsi Bangka Belitung, 30 Desember 2020 – 7 Januari 2021.

Ketua DPC PDIP itu dikarantina setelah mengalami keluhan sakit yang tidak biasa. Dikatakan dia, awal terkena mengalami badan pegal, ngilu, nyeri dan malam menggigil sepeti orang malaria.

“Kronologis tanggal 27 Desember sore, pertama badan terasa pegal dan malamnya menggigil, dan pagi esoknya tanggal 28 Desember sempat ke dokter praktek Andrian untuk disuntik vitamin dan diberikan obat batuk,” kata Erwin, Kamis (7/1).

Dirinya menuturkan, obat yang diberikan dokter tersebut sempat diminum selama dua hari, tapi tidak ada kurangnya. Makin menjadi-jadi.

“Saya sempat curiga jangan-jangan ini gejala Covid-19, jadi karena merasa ragu, tanggal 30 Desember langsung antigen di Klinik Suci Medika di desa Bencah. Saat di Rapid antigen hasilnya positif dan saya langsung ke RSBT untuk dilakukan swab PCR dan hasilnya positif, Astagfirullah,” terangnya.

Mengetahui dirinya positif Covid-19 dan tidak mau menulari kepada yang lain, Erwin minta dirawat karantina. Dirinya sempat menelpon Kepala Dinas Kesehatan Bangka Selatan, Supriyadi untuk dibantu fasilitasi karantina di Pangkalpinang. Tapi bukannya dapat bantuan solusi, jawaban Supriyadi memancing emosi Erwin Asmadi.

“Saya minta di rawat, saya teleponlah kepala Dinkes Basel, Supriyadi ia mengatakan mendingan di isolasi mandiri, jadi memancing emosi, jika terjadi hal yang tidak diinginkan apa pak Supriyadi akan bertanggung jawab,” sebut Erwin.

Melihat sikap dan tanggapan Kepala Dinkes seperti itu, Erwin berinisiatif menghubungi Sekretariat DPRD, Agus Pratomo untuk menghubungi RSU Provinsi menanyakan ruang isolasi untuk pasien Covid-19.

“Pak Sekwan langsung menghubungi RSUP nanyakan apa masih ada ruang isolasi untuk pasien Covid-19 dan alhamdulillah masih ada ruangan, dan pagi tanggal 31 langsung dibawa ke RSUP dan dirawat sampai hari ini sudah masuk hari ke delapan,” tukasnya.

Diungkapkan dia, kapan dan dimana terpapar Covid-19 dirinya tidak mengetahui. Apakah dapat dari Jakarta saat Dinas Luar atau transimisi lokal, disebutkan dia sehari sebelum pulang DL, tepatnya tanggal 21 Desember sudah lakukan tes antigen di Jakarta dan hasilnya negatif.

“Saya juga bingung apakah penyakit ini dapat pasca dari Jakarta pulang DL tanggal 22 Desember, tapi tanggal 21 Desember sempat tes antigen di Jakarta tapi hasilnya negatif. Tapi untuk keluarga di rumah semua sudah di tes antigen, hasilnya negatif,” ujarnya.

“Saya berharap masyarakat Bangka Selatan tetap memprioritaskan protokol kesehatan dengan 3 M, jangan ada lagi korban-korban lainnya akibat dari penyakit Covid-19 ini, jaga kesehatan demi keluarga, orang terdekat dan masyarakat sekitar,” harapnya. (Pra)