Ketua OKK HIPMI Basel 2016-2018 Harap KIS Dapat Mendongkrak Kesejahteraan Masyarakat Basel

Oleh: Nopranda Putra

TOBOALI, LASPELA – Melemahnya perekonomonian di Kabupaten Bangka Selatan (Basel) saat ini menjadi perhatian bagi pengurus HIPMI Basel periode 2016/2018, Dodi.

Ia mengatakan perputaran arus perekonomian di Basel dirasakannya terjun bebas dan ini diakibatkan oleh beberapa hasil komuditi pertanian seperti lada dan karet yang mengalami penurunan harga yang sangat dratis.

Pengaruh merosotnya perekonomian juga berdampak pada pedagang yang disemua lini hampir mengalami lesu, seperti para pelaku UMKM sebagai pelaku ekonomi arus bawah merasakan sekali perputaran penghasilan ekonomi nurun drastis.

“Atas fenomena ini para UMKM pedagang kecil, toko kelontongan kena imbasnya, dengan harapan semoga kedepan pemerintah daerah baik Provinsi maupun Kabupaten agar lebih serius menangkal keterbelakangan perekonomian di Babel pada umumnya dan Basel pada khususnya,” kata Dodi kepda wartawan, Jumat (22/11).

Ia berharap Pemkab Basel agar dapat mencari solusi dengan saling koordinasi dengan Pemprov maupun Pemerintah pusat agar kedepan sektor pertanian harus diperhatikan lagi.

“Untuk Pemerintah Daerah agar bisa mencari solusi, seperti pembangunan pabrik yang berdampak langsung ke petani sehingga kesejahteraan masyarkat dapat tumbuh cepat dengan diimbangi hasil olah tani yang langsung bisa dijual ke pabrik yang sesuai dengan kebutuhan petani,” harapnya.

Selain itu, Dodi yang pernah menjabat sebagai Ketua Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) HIPMI Basel juga menyoroti pengembangan Kawasan Industri Sadai (KIS) agar dilaksanakan dan dapat terealisasi.

“Investasi jangka panjang dimana dampak ketika KIS berjalan sesuai diharapkan berjalan dalam jangka panjang untuk peningkatan pembangunan perekonomian di Basel sebagai bahan pendapatan perkapita masyarakat akan sangat terbantu,” ungkapnya.

Tak hanya itu, tentu hal ini akan berdampak pada persiapan pemerintah daerah dalam menyiapkan lapangan pekerjaan. “Kalau kita lihat sekarang lapangan pekerjaan sudah sedikit menjadi persoalan terutama kalangan akademis putra putri Basel, jadi saatnya kita memikirkan masa depan Basel Negeri Junjung Besaoh,” ujarnya. (Pra)