Oleh: Andini Dwi Hasanah
TANJUNGPANDAN, LASPELA– Balai Pengawas Obat dan Makanan (Balai POM) Pangkalpinang mengadakan Bimbingan Teknik (Bimtek) keamanan pangan sekolah di Belitung, Kamis (08/08/2019).
Bimtek ini dilaksanakan di Ruang Rapat Bappeda Kabupaten Belitung. Yang di hadiri oleh 31sekolah yang terdiri dari 22 Sekolah Dasar (SD) sederajat, 5 Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat dan 4 Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat.
Dikatakan Plt. Kepala Loka POM Belitung Andhika Achmad Sugiarto, tujuan kegiatan ini diharapkan agar makanan yang dijual di kantin sekolah aman.
“Kami mengundang kepala sekolah, guru UKS dan pengelola kantin. Setelah ini nanti kiita akan menjaring lagi sekitar 12 sampai 15 sekolah yang akan diberikan piagam bintang keamanan pangan sekolah dari Badan POM,” ujar Andhika.
Untuk mendapatkan piagam ini, dikatakan Andhika ada syarat-syarat yang harus dipenuhi kantin sekolah, antara lain bangunan kantin sekolah tersebut harus permanen, mempunyai sertifikat layak izin sanitasi dari Dinas Kesehatan dan memenuhi standarisasi yang diberikan Badan POM.
Setidaknya ada 3 jenis dampak bahaya yang dikatakan Andhika untuk makanan kantin sekolah yang dapak berdampak buruk bagi siswa yang mengkonsumsinya. Antara lain dari micro biologi, kimia dan fisik.
“Bahaya biologi itu biasanya dari kebersihan, misalnya perilaku dari pengelola kantinya tidak cuci tangan dulu. Bahaya fisik itu seperti steples, krikil, rambut. Sekarang ini kan masih sering memakai steples, itu harapannya agar tidak menggunakan steples lagi setelah ini, karena kalau ketelen itu bisa melukai tenggorokan. Untuk bahaya kimia itu, sebenarnya bahan kimia yang berbahaya itu tidak boleh untuk pangan, tetapi sering disalahgunakan, contohnya pewarna , Rhodamin B, Bintang Yellow, Boraks, Formalin,” tuturnya.
Ia menambahkan, penggunaan plastik juga harus diperhatikan, plastik yang diperbolehkan untuk makanan adalah plastik yang memiliki gambar Garpu Tala, bukan plastik hitam, karena plastik memiliki bahan berbahaya untuk makanan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Belitung Suhandri sangat mensuport Bimtek tersebut. Dikatakannya, peran dalam menunjang kesehatan siswa itu antara lain adalag gizi yang baik dan kebersihan.
“Kalau misalnya kantin sekolah itu tidak memenuhi syarat kesehatan, otomatis salah satu penyumbang penyakit, penyumbang untuk mainset anak kita kedepannya bahwa kantin yang seperti ini lah yang dianggapnya sudah benar, padahal selama ini kan salah,” ujar Suhandri.
Menurut Suhandri, terkadang saat ini masih ada kantin-kantin sekolah yang masih belum tahu kelayakan sebuah kantin sekolah, yang masih menggunakan bahan pengawet yang dilarang. Ini seharusnya ada pengawasan terhadap kantin-kantin tersebut dan juga pengawasan dari pihaj sekolah.
Kantin sekolah yang saat ini sudah masuk standar di Belitung dikatakan Suhandri sudah ada 3 sekolah. SDN. 23 Tanjungpandan, SDN. 17 Tanjungpandan dan SMPN. 2 Badau.
“Harapan saya semua masyarakat punya peran dalam meningkatkan derajat kesehatan. Karena untuk hidup sehat itu peran dari bidang kesehatan hanya 30%, 70% nya itu di luar. Sehingga untuk mencapai hidup sehat itu dak cukup kalau hanya dari petugas kesehatan saja,” tuturnya. (din)
Leave a Reply