Oleh: Herdian Farid Effendi
Disbudparpora Bateng Tunggu SK Gubernur Mulai Tahap II
PANGKALANBARU, LASPELA- Pembangunan fisik kolam renang bertaraf internasional di Desa Beluluk, Kecamatan Pangkalanbaru, Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) yang berdampingan dengan SMKN I di daerah itu telah selesai pengerjaannya pada tahap I.
Pembangunan tahap 1 sendiri telah usai dilakukan pada tahun 2017 kemarin yang menggunakan dana APBD Bateng dengan anggaran sebesar Rp.22.357.179.000 pada kontrak fisik atau kurang lebih 30 persen dari pembangunan keseluruhan.
Dikatakan 30 persen, pasalnya pembangunan kolam renang bertaraf internasional itu dengan perencanaan atau DED sebesar Rp.89,9 miliar.
Artinya, wajar saja apabila kondisi kolam renang yang berkelas dengan taraf internasional itu masih sangat jauh dari selesai karena dengan anggaran yang demikian mustahil selesai sesuai DED di angka hampir 90 miliar tersebut dengan konsep mewah memiliki tribun dan sistem filterisasi air kolam tanpa harus menguras.
“Dengan kata lain, pembangunan tahap 1 baru menyelesaikan pembangunan tahap dasar atau pembangunan struktur dasar kolam.Tahap 1 nya dimulai bulan Februari, tahun 2017 kemarin, proses lelang, bulan April baru keluar berkas dan memulai pengerjaan pada 17 Mei dan berakhir 22 Desember 2017.Jadi pengerjaan tahap 1 memakan waktu 218 hari itu, adendum waktu, dengan denda 2 hari,” ujar Kepala Disbudparpora Bateng, Zainal didampingi Win Iskandar tim tenaga teknis dimensi kolam renang dari Pengprov PRSI Babel dan Qutty Kurniadi sebagai PPK kegiatan kolam renang kepada sejumlah awak media, Selasa (23/01) sore.
Zainal menegaskan, jika pengerjaan proyek pembangunan kolam renang pada tahap 1 selesai yang mana sesuai dengan isi kontrak atau RAB karena memang pekerjaan tahap 1 khusus melakukan pembuatan pondasi dan struktural bangunan kolam yang sudah terbentuk.
Sedangkan, rencana tahap 2 sendiri, kata dia belum diketahui kapan akan dilakukan lelang dan pengerjaan karena masih dalam proses dan menunggu SK dari Gubernur Babel, kalau SK Gubernur sudah keluar artinya dana susah turun dan keesokan hari itu langsung menggelar lelang proyek.
Perencanaannya, tahap 2 sendiri difokuskan akan melakukan pemerataan lahan agar lebih rata, pemasangan kramik, pengisian air kolam, memasang mesin, melengkapi bangunan pendukung seperti kamar salin, kamar ganti namun untuk pembangunan tirbun dan fasilitas lainnya belum bisa dilakukan.
“Kita melihat nya pembangunan kolam ini dari master plan, bisa sampai 3 sampai 4 tahap.Tergantung dana kuat atau tidak.Kalau dana tidak ada, bagaimana mau cepat.Pembangunan yang menggunakan anggaran 89,9 milar itu kan untuk 3 kolam, kolam loncat indah, pemanasan dan kompetisi yang langsung landscape, tribun, parkiran dan pendukung lainnya.Bukan jadinya 22 miliar sekian itu, kita akan memperjuangkan terus, jangan sampai tidak jadi.Setidaknya bisa menyelenggarakan renang di sinilah (Bateng) sebagai tuan rumah, porprov,” ungkapnya.
Karena memang master plan kolam renang itu berkelas, setidaknya pada bangunan itu 3.000 lebih tiang pancang dipasang untuk tahap 1 yang baru dibangun dasar pondasi sekitar itu.Pembangunan kolam renang itu sendiri diinformasikan sudah sejak lama akan dibangun di Bateng, karena Dinas Pariwisata sendiri sudah sejak tahun 2013 lalu melakukan survei bersama Dinas PU.
Akan tetapi, dengan ditunjuknya Bateng sebagai tuan rumah Porprov 2018 sehingga direncanakan digunakan untuk porprov, PON, Asian Games, kejuaran renang lainnya seperti yang pernah diselenggarakan di Senayan Jakarta, Jakabaring Palembang dan Seruni di Bogor yang sekelas internasional.
“Ded master plan awalnya sekitar 700 juta lebih.Itu pada tahun 2013 lalu karena asumsi awal bahwa bangun pada survei sekitar 30 miliar.Kalau DED 30 miliar, 3 persen untuk master plan berarti sekitar 700 juta.Tahun 2014, 2015 menyusun perencanaan, nah 2016 keluar DED, 700 juta dengan tiga bentuk kolam dengan fasilitas pendukung lainnya, kelas internasional dan 2017 dilakukan pembangunan dengan prakiraan 89,9 miliar, karena terjadi estimasi kenaikan harga barang dan inflasi.Makanya sejauh ini kita setiap ada DED melakukan review guna menyesuaikan harga, namun design tidak berubah.RAB DED bukan tahapn final, setiap ada DED di review lagi.Kalau 2019 ada keterlanjutan pembangunan, penyesuaian lagi,” ungkapnya.
Terakhir, Zainal menjelaskan pemilihan tempat pembangunan kolam renang bertaraf internasional di Desa Beluluk yang jauh dari pusat Ibukota Bangka Tengah karena melihat dari segi kemanfaatan, dekat dari Ibukota Provinsi sesuai letak geografis, letak bandara yang dekat, perumahan padat penduduk dan komplek sport center provinsi sini.Apalagi pada saat kolam jadi, banyak yang berenang disini dan yang terpenting lahan yang digunakan seluas kurang lebih 3,2 hektare gratis karena lahannya punya Pemda Bateng. (hfe)