Tekan Inflasi, Gubernur Erzaldi Gagas Jembatan Sumatera-Babel

PANGKALPINANG, LASPELA – Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan, berupaya keras menekan laju inflasi agar harga kebutuhan pokok terjangkau masyarakat. Politikus Partai Gerindra itu menekankan masalah inflasi di Bangka Belitung merupakan hal penting yang harus dituntaskan karena menjadi perhatian pemerintah pusat.

“Tingkat inflasi di Babel sebenarnya tak menjadi perhatian masyarakat kita karena sebetulnya mereka sudah terbiasa dengan barang mahal. Ketika mereka terbiasa dengan harga mahal maka mereka berkerja keras. Namun itu cukup untuk makan sehari-hari saja. Mereka tak punya daya beli untuk merasakan liburan ke luar kota,” ujar erzaldi.

Menurut Erzaldi, bila Sumatera dan Babel dapat terkoneksi langsung melalui jalur darat dapat memangkas waktu dan biaya pengiriman.

Imbasnya pun harga barang tidak tinggi seperti saat ini.

“Kalau terkoneksi Babel dan Sumatera banyak pengaruh dan manfaatnya bagi perekonomian Babel. Saat ini sumatera sudah di bangun tol, kita butuh jembatan penghubung sumatera dan Babel,” ujar Abdul Fattah, Selasa (26/9/2017).

Sementara itu proses pengiriman melalui jalur lautpun masih memakan waktu cukup lama. Proses dwilling time di pelabuhan‎ ditengarai menjadi penyebabnya.

Dengan menggunakan jalur darat, Koneksi sumatera dan Babel tentu memangkas waktu pengiriman. “Jalur laut kita lihat masih memakan waktu cukup lama. Akhirnya harga naik dan menjadi beban masyarakat. Untuk mengatasinya hanya dengan jalur darat yang prosesnya lebih cepat,” ujarnya.

Kondisi ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalaman inflasi. Tercatat dari Babel mengalami inflasi sebesar 0,07% pada bulan Oktober 2017.  Hasil analisis Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kepulauan Babel mengungkapkan inflasi Bulan Oktober mengakibatkan kenaikan harga di sejumlah komoditas pangan.

“Berdasarkan kelompok, inflasi Oktober 2017 didorong oleh makanan jadi, minuman, tembakau dan rokok yang mengalami inflasi 0,12% (mtm),” jelas Budiman Ginting, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, hari ini.

Jajaran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang terdiri dari unsur Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Budiman Ginting; Deputi kepala KPW BI, Edi Rahmanto Hidayat; Kepala BPS, Taufik; Kepala Biro Perekonomian, Hasanuddin membahas pengendalian inflasi di Babel, hari ini.

Budiman Ginting menegaskan Provinsi tengah berupaya memebuat sejumlah kebijakan untuk meningkatkan realisasi implementasi kerja sama antar daerah di wilayah Babel. “Upaya tim TPID nantinya akan melakukan pengumpulan data dan informasi perkembangan harga barang kebutuhan pokok dan penting serta jasa pada tingkat Kabupaten/Kota,” ungkap Budiman.

Di kesempatan yang sama, Kepala Perwakilan Wilayah Babel Bank Indonesia, Edi Rahmanto Hidayat menegaskan perlu memperkuat sistem logistik pada tingkat kabupaten dan kota. Selain itu provinsi perlu menyelaraskan kebijakan dengan pemerintah pusat.

“Faktor yang mendorong inflasi pada bulan November 2017 yakni kondisi cuaca yang sulit diprediksi, terbatasnya nelayan melaut, terhambatnya distribusi bahan pangan dari luar daerah, dan risiko gangguan panen. Kemudian fluktuasi inflasi angkutan udara, adanya peningkatan harga komoditas global dan keterbatasan pasokan ikan ikan karena cuaca buruk dan beberapa hal lainnya”, ungkap Edi.(*)