Stok Berlimpah Harga Murah, Cabe Rawit Picu Deflasi di Babel

Stok cabe saat ini berlimpah, harga pun terjangkau, kondisi ini memicu deflasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tampak cabe yang dijual pedagang di salah satu pasar di Provinsi Babel.(Foto: dok)

PANGKALPINANG, LASPELA — Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mencatat deflasi sebesar 0,89% secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Mei 2025. Penurunan harga ini terutama dipicu oleh melimpahnya pasokan cabai dan hasil laut, baik dari produksi lokal maupun pasokan luar daerah.

“Deflasi ini didominasi oleh penurunan harga cabai rawit, bayam, dan cumi-cumi,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Babel, Rommy S. Tamawiwy, Selasa (3/6/2025).

Penurunan ini menjadi pembalikan arah dari kondisi April 2025, saat Babel mencatat inflasi sebesar 0,77% (mtm). Angka deflasi Babel di Mei juga lebih dalam dibandingkan rata-rata nasional sebesar 0,37% (mtm).

Baca Juga  PT Jamkrida Babel Terima Peringatan Tegas dari Komisi II DPRD, setelah Pembekuan Operasinal oleh OJK

Secara kelompok pengeluaran, deflasi terbesar berasal dari Makanan, Minuman, dan Tembakau yang turun 2,63% (mtm). Namun, tekanan deflasi sedikit tertahan oleh kenaikan harga di sektor Transportasi, yang mencatat inflasi 0,24% (mtm).

Baca Juga  Harmoni Tambang dan Wisata, Nikmati Sajian Kuliner Sambil Mancing di Awek Fishing and Resto

Secara spasial, seluruh wilayah pemantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Babel mengalami deflasi bulanan. Kabupaten Bangka Barat mencatat deflasi terdalam sebesar 1,07%, diikuti Pangkalpinang (0,86%), Belitung Timur (0,81%), dan Tanjungpandan (0,73%).

Leave a Reply