Merajut Bhineka Lewat Kirab Pemuda Nusantara 2017 di Toboali

Bupati Basel Justiar Noer berfoto bersama para pejabat dan pemuda/i yang menghadiri Kirab Pemuda Nusantara di Toboali, Bangka Selatan pada Jumat, 10 November 2017. (Foto: Putra/LASPELA)

TOBOALI, LASPELA- Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga terus meluncurkan program baru yang mengakomodir pemuda. Program tersebut bertajuk Kirab Pemuda Nusantara (KPN) setelah sebelumnya gerakan Ayo Olahraga dengan program unggulan Gowes Nusantara dan Gala Desa.

Untuk program Kirab Pemuda Nusantara tahun 2017 ini, sebanyak 46 pemuda-pemudi dari 46 kab/kota se-Indonesia telah dan akan menyinggahi 72 Kab/Kota di 34 Provinsi Indonesia. Untuk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Kota Toboali di Kabupaten Bangka Selatan (Basel) ditunjuk sebagai tuan rumah.

Adapun kedatangan pemuda/i untuk mengikuti kegiatan kirab pemuda nusantara dan Pembacaan Kitab Suci yang diutus dari Kementerian Pemuda dan Olahraga RI yang dilaksanakan di Toboali, Kab. Bangka Selatan, Jumat (10/11).

Turut hadir dalam kegiatan ini diantaranya, Asdep Peningkatan Imtek dan Imtaq Kemenpora RI, Gubenur Babel diwakili Kabid Pemuda Dispora, Kapolres Basel, Kajari Basel, Dandim 0413 Bangka yang diwakili, Danpos TNI AL Toboali, Wakil Ketua PKK dan Ketua Bhayangkari.

Bupati Bangka Selatan, Drs. H. Justiar Noer dalam sambutannya mengatakan, tujuan dilaksanakannya program kirab pemuda untuk mempersatukan para pemuda di seluruh Indonesia.

“Program kirab ini ditujukan bagi pemuda seluruh Nusantara untuk saling mengenal, perbedaan wilayah, suku ras dan agama demi memperkuat rasa kebhinekaan di kalangan anak muda itu sendiri,” ucapnya.

Sebagai warga negara Indonesia, lanjut Justiar, terdapat satu hal yang tidak bisa diingkari yakni hidup di tengah-tengah keberagaman, mulai dari suku, ras, agama hingga adat istiadat. “Untuk itulah Indonesia membutuhkan pendidikan tentang kebhinekaan yang mengajarkan indahnya keberagaman kepada pemuda sejak dini,” ujar Justiar di hadapan pemuda/i yang hadir.

Justiar berharap, kiranya momentum pelaksanaan kirab pemuda nusantara menjadi kesempatan untuk menumbuhkan kesadaran kolektif generasi muda bahwa perbedaan bukanlah sesuatu yang mesti dipersoalkan.

“Pemuda-pemudi Indonesia sekarang ini harus memiliki pemahaman yang baik dalam menerima perbedaan sebagai kekuatan bukan ancaman, dan memiliki tradisi toleran dalam menghadapi perbedaan tersebut,” ucap Justiar.

Justiar juga berharap dilaksanakan acara kirab pemuda/i Indonesia dapat membangkitkan semangat nasionalisme dalam menyatukan pemahaman dan rasa nasionalisme yang tinggi.

“Kegiatan kirab pemuda/i nusantara ini dapat memupuk rasa nasionalisme, mempersatukan pemuda dalam ras etnis dan suku serta dapat membangun solidaritas dan semangat nasionalisme yang tertanam di dalam diri pemuda/i, sehingga semangat rasa nasionalisme yang ada dapat dikembangkan,” pungkas Justiar. (Tra)

Editor: Stefan H. Lopis