JAKARTA, LASPELA – Forum Pemuda Lintas Agama bersinergi dan menyatakan sikap terhadap krisis Rohingya di Myanmar. Pernyataan sikap tersebut dilakukan di Gedung PP Muhammadiyah pada Selasa (5/9) dengan menggelar konferensi pers bersama.
Hadir dalam konferensi pers antara lain, Ketum PP Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, Ketum DPP Generasi Muda Buddhis Indonesia Bambang Patijaya, Ketum DPP Gema Mathla’ul Anwar Ahmad Nawawi, Ketum PP Syabab Hidayatullah Suhardi Sukiman, Ketum DPP Perhimpunan Pemuda Gereja Indonesia Maruli Tua Silaban, Ketum DPN Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia D. Sures Kumar, Ketum Peradah Indonesia I Gede Ariawan, serta Biksu Widya Sasana dari Pusdiklat Budhi Dharma.
Inilah pernyataan sikap Forum Pemuda Lintas Agama:
1. Sebagai bangsa yang beradab, kami sangat membenci dan mengutuk praktik diskriminasi dan legalize genocide terhadap etnis Rohingya yang dilakukan oleh Regime De Facto Aung San Suu Kyi.
2. Tragedi yang menimpa etnis Rohingya merupakan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan secara sistematis, terstruktur, masif, dan meluas.
3. Mendesak kepada Pemerintah Indonesia terutama Presiden Jokowi dan Menteri Luar Negeri untuk bersikap tegas dan melakukan Political Pressure Diplomacy. Karena, kebijakan diplomasi sunyi terhadap Pemerintah Myanmar terbukti tidak berjalan efektif.
4. Mendesak kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan parhatian serius terhadap kejahatan kemanusiaan praktik genosida yang menimpa etnis Rohingya, dan membawa pihak-pihak yang harus bertanggung jawab untuk diadili kehadapan Mahkamah Kejahatan Internasional.
5. Meminta Komite Hadiah Nobel untuk mencabut penghargaan Aung San Suu Kyi sebagai pemimpin yang berpengaruh di Myanmar dan memperoleh Nobel Perdamaian. Ternyata telah terbukti misi perdamaian hanya untuk memperjuangkan kebebasan dirinya, bukan karena perjuangan atas nilai kemanusiaan.
6. Meminta Kedutaan Besar Myanmar yang ada di Indonesia secara terbuka menyampaikan sikap tegasnya kepada Pemerintah Myanmar untuk segera menghentikan praktik diskriminasi dan genosida terhadap Etnis Rohingya.
7. Kami mengajak kepada seluruh kelompok agama di Indonesia, untuk tidak mengaitkan kelompok ekstrem Buddha di Myanmar dengan umat Buddha lain, yang pada dasarnya merawat perdamaian, apalagi kemudian merusak toleransi umat beragama di Indonesia. Mari kita sampaikan pesan teladan kepada berbagai kelompok agama di Myanmar.
8. Menolak segala bentuk provokasi untuk memperluas dan memindahkan konflik Myanmar ke Indonesia dengan membenturkan umat Islam dan umat Buddha di Indonesia. (*/ags)