Sejarah Cual (End) > Revitalisasi Tradisi Jangan Setengah Hati

PENGEMBANGAN Industri Cual sebagai sebuah proses mempertahankan tradisi dan sekaligus untuk kepentingan ekonomi sangat dipengaruhi oleh empat hal mendasar yaitu; pertama, adanya pengaruh pasar yang menuntut kualitas dan jenis karya yang sesuai dengan keinginan konsumen, terutama dari sisi harga, kedua merupakan akibat dari tumbuhnya industri kepariwisataan yang secara tidak langsung membuka peluang untuk memproduksi aneka cinderamata (souvenir) berbasis pada tenun Cual, serta dilatarbelakangi pula terbukanya lapangan kerja baru, ketiga adanya indikator yang bersifat kemudahan, yakni adanya piranti maupun bahan baku hasil pabrik dengan berbagai pilihan, dan keempat terkait dengan adanya kebijakan untuk mengorientasikan aset budaya sebagai bagian strategis dalam menghadapi persaingan global.

Dari empat hal di atas semakin jelas, bahwa pengembangan tradisi kekriyaan tenun Cual saat ini sudah berada di tengah persaingan global, untuk itu pengembangan secara terarah dan terpadu dalam satu Sentra Industri Rakyat semakin mendesak dilakukan. Secara faktual produk-produk cinderamata kriya dari negara tetangga yang membanjiri pasaran dan diproduksi secara massal menjadi ancaman bagi produk lokal karena tampilan visual yang menarik, baik dari segi desain maupun bahan baku yang dijual dengan harga relatif lebih murah dengan kualitas yang tidak kalah bersaing.

Ada beberapa kendala bagi pengembangan industri Cual yang saat ini harus segera diatasi yaitu; kurangnya minat, keahlian dan ketrampilan dari masyarakat untuk menjadi pengrajin sehingga dibutuhkan pelatihan yang berkelanjutan, terbatasnya produksi karena keterbatasan faktor-faktor produksi, kurangnya modal, mahalnya hasil produksi sehingga mengurangi daya beli dan jumlah pembeli, pemasaran belum ditata dengan baik, kurangnya jumlah keanekaragaman produk, belum terbentuknya kluster pengembangan secara terpadu.

Untuk mengatasi kendala ini perlu perhatian dan kepedulian seluruh stakeholder. Revitalisasi kain cual sebagai heritage perlu dipertahankan dengan revitalisasi berkesinambungan dalam sebuah kompetisi industri pariwisata yang tidak mudah. Pendampingan pemerintah dan stake holder lainnya tidak boleh setengah hati.

Tanpa dukungan Pemerintah Daerah dan stake holder lainnya secara moral budaya dan dukungan bisnis dikawatirkan para pelestari tradisi dan kearifan lokal akan jalan di tempat dan mati. Maka dukungan semua pihak pun harus sepenuh hati.

<<Sebelumnya   

(Sumber dikutip dari buku Memarung, Panggung, Bubung, Kampung dan Nganggung, Akhmad Elvian, Tahun 2015)