TOKYO, LASPELA– BUDAYA undur diri pejabat yang terlibat skandal telah menjadi tradisi di Jepang. Pada Rabu (15/6) kemarin, Gubernur Tokyo, Yoichi Masuzoe, 67, mengajukan pengunduran diri dari jabatannya, menyusul skandal tuduhan menggunakan uang negara untuk kepentingan pribadinya.
Kabar pengunduran diri ini sekaligus menjadi ujung dari polemik selama satu minggu terakhir terkait tuduhan skandal penggunaan dana politik untuk keperluan pribadinya.
Masuzoe diduga telah menggunakan uang negara untuk perjalanan keluarganya, membeli barang mewah, dan sejumlah pengeluaran pribadi lainnya. Kepastian pengunduran diri Masuzoe dari jabatannya disampaikan langsung juru bicara pemerintahan Kota Tokyo. “Kami telah diberi tahu gubernur bahwa pengunduran diri tersebut efektif per 21 Juni,” kata sang juru bicara yang meminta tidak disebut namanya.
Pengunduran diri Masuzoe terjadi di tengah persiapan Tokyo menjadi tuan rumah Olimpiade 2020. Namun, pemerintah Tokyo memastikan pengunduran diri ini tidak akan mengganggu pelaksaan ajang pesta olahraga internasional tersebut. Terkait dengan skandal yang melekat pada Masuzoe, panitia pelaksana Olimpiade 2020 terpaksa membatalkan desain stadion utama olimpiade dengan alasan menelan biaya besar dan harus menghadapi tuduhan plagiarisme yang menyangkut logo Olimpiade 2020.
Sebelumnya, Masuzoe dihujani kritik dengan tuduhan telah menghambur-hamburkan uang rakyat melalui perjalanan dinasnya, pembelian karya-karya seni, dan hiburan pribadi lainnya. Masuzoe membantah telah melanggar hukum, tetapi mengaku telah melakukan tindakan yang tidak pantas.
Di hadapan para wartawan, ia berulang kali meminta maaf atas tindakannya tersebut. Sementara itu, partai yang menaungi Masuzoe, Partai Demokrat Liberal, yang juga partai terbesar di parlemen Tokyo, telah bersepakat mengajukan mosi tidak percaya terhadap Masuzoe. Jajaran Partai Demokrat Liberal mendesak agar Masuzoe mundur sehingga tidak memengaruhi kredibilitas partai di mata publik ‘Negeri Matahari Terbit’.
Sumber: Media Indonesia