Sentosa, Makam Terbesar se Asia Tenggara | BANGKA BELITUNG


LASPELA, Pangkalpinang – Dengan luas mencapai 19 hektar, pemakaman Sentosa Pangkalpinang khusus warga Tiong hoa disebut sebagai makam terbesar se Asia Tenggara, bahkan dengan jumlah makam yang mencapai sampai 14 ribu makam, pemakaman milik yayasan Sentosa yang terletak di jalan Koba Pangkalpinang tersebut dipadati pengunjung sampai 45 ribu orang setiap perayaan Ceng beng.

Kepala Dinas Pariwisata kota Pangkalpinang, Akhmad Elvian, perayaan sembahyang kubur atau yang disebut Ceng Beng oleh masyarakat Tiong hoa setiap tahun selalu memenuhi pemakaman Sentosa yang terletak di jalan koba Pangkanpinang, bahkan setiap hari puncak Ceng beng diprediksi sekitar 45 ribu orang mengunjungi makam Sentosa baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

“Bila 1 makam saja ada 3 orang yang berkunjung maka bisa di prediksi ada sekitar 45 ribu orang berkunjung ke makam sentosa setiap tahunnya untuk melakukan ritual Ceng beng,” jelas Elvian.

Antusias pengunjung tersebut kata Elvian, dapat dilihat dari aktivitas penerbangan ke Bangka Belitung (Babel) yang selalu ramai setiap perayaan Ceng beng. Bahkan rata-rata setiap Air Line menambah flight penerbangan dengan harga tiket melonjak hingga 3 kali lipat dari biasanya. Hal ini menunjukan tingkat kunjungan masyarakat dari luar Babel untuk melakukan sembahyang kubur sangat luar biasa.

Menurut Elvian, kegiatan Ceng beng merupakan kegiatan penghormatan orang Tiong hoa terhadap leluhur mereka dan terjadi di seluruh dunia, namun karena luasnya pemakaman Sentosa yang klime terbesar se Asia Tenggara membuat Ceng beng di Pangkalpinang sangat menarik untuk di jadikan sebagai tempat wisata.

Keunikan tradisi Ceng beng tersebut menyedot orang untuk pulang ke kampung halaman guna menghormati leluhur mereka, oleh karena itu sejak 2015 Pemkot Pangkalpinang mencanangkan Ceng beng sebagai salah satu agenda wisata nasional khususnya untuk wisata sejarah budaya dan religi.

“Makam sentosa tempat pelaksanaan ritual Ceng beng merupakan terbesar di Asia Tenggara, dan ini merupakan sesuatu yang luar biasa di Pangkalpinag mempunyai makam begitu luas,” terangnya.

Elvian berharap, Even Ceng beng yang terjadi setiap tahun terus bergulir menjadi even besar dengan beragam atraksi disamping kegiatan inti pelaksaan ritual Ceng beng supaya dapat terus meyedot wisatawan mancanegara ke Pangkalpinang.

Disamping itu, lanjutnya, pada pemakaman Sentosa juga banyak orang-orang terkenal yang menjadi pemimpin di Bangka dan dimakamkan Sentosa Pangkalpinang misalnya seperti Paulus yang menjadi tokoh penyebar agama Katolik di Babel, Kepri, Kalbar dan Palembang, makan Mario Jon Bun sebagai pastur projo pertama di Bangka atau pastur pribumi pertama di Indonesia serta ada pemakaman pionir awal orang Tiong hoa yang di datangkan oleh Sultan Palembang maupun pemerintah Belanda untuk mengeksploitasi timah di Bangka seperti makam kelurga Bun.

Bila di lihat dari sisi usia, Elvian meyakini makam-makam tersebut cukup tua, sebab pemugaran makam dilakukan sejak tahun 1915 selanjutnya dijadikan pemakaman umum pada tahun 1935.

“Kalau di pugar saja tahun 1915 artinya makam ini sudah ada sebelum tahun 1915,” tegasnya.(naf)