PANGKALPINANG, LASPELA – Adanya kabar harga rate kamar hotel di Kota Pangkalpinang naik karena pengaruh naiknya harga BBM membuat Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Bambang Patijaya ikut menanggapi hal ini.
Menurut pria yang akrab disapa BPJ itu, ia masih bingung dengan alasan yang dikeluarkan Ketua PHRI Kota Pangkalpinang yang menyebut rate harga kamar naik karena BBM.
“Saya masih agar bingung , apakah kamar tersebut naik karena BBM, karena seharusnya tidak terkolerasi langsung, apa hanya kesimpulan pribadi beliau,” ujarnya, Selasa (7/11/2022).
Apakah lantaran alasan tersebut begitu besarnya pengaruhnya hingga rate kamar harus dinaikan, sementara listrik pun sampai dengan saat ini tidak ada kendala.
“Listrik lancar, kecuali jika memang listrik sering mati sehingga hotel harus menyalakan ginset yang membuat produksi BBM jadi naik, tapi kan tidak,” katanya.
“Mungkin ada alasan lain yang internal bagi beliau, kalau masalah BBM saya rasa tidak lah,” tambah BPJ.
Menanggapi hal ini, Ketua PHRI Pangkalpinang, Sumiati menuturkan dari faktor listrik memang normal, tetapi aminitis-aminitis lainnya seperti sabun, sampo, sendal yang dilakukan distribusi pengiriman tentu berdampak.
“Otomatis tarif pengiriman juga kan naik, kamudian juga dari bahan baku, yang dibeli di pasar itukan naik seperti cabai, sembako lah intinya semuanya berangsur naik dan lagi harga LPG yang awalnya masih di harga 200 ribu sekarang 217 ribu, kemudian bahan-bahan baku lain yang berangsur naik,” bebernya.
Dengan kondisi saat ini, keputusan tepat Sumiati sebagai CEO Bangka City Hotel ialah bermain di persenan diskon. “Biasanya kami bisa diskon 40 persen, sekarang hanya 35 persen, lebih ke persentasi sih kita mainnya,” ujarnya.
“Kalau kenaikan, secara siginifikan tidakĀ ada, cuma kita bermain dari diskon untuk berapa ribunya kembali ke diskon, paling naiknnya 15 hingga 25 ribu,” tutupnya. (dnd)