MUNTOK, LASPELA – Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bangka Barat (Babar), Syaiful Fakah mempertanyakan pemecahan gelombang di Pelabuhan Tanjung Ular Muntok yang belum dibangun.
Hal tersebut diungkapkan Syaiful Fakah setelah dirinya bersama anggota komisi meninjau langsung pembangunan pelabuhan tersebut.
Menurutnya di Babar ketika tiba musim angin barat cuaca akan sangat ekstrim.
“Pelabuhan yang ada ini saat ini saya lihat plong, tapi saya sudah mendapat berita dari teman-teman dari syahbandar atau ASDP. Kalau angin musim barat, dikhawatirkan kapal yang bersandar disitu akan terombang ambing karena tidak ada pemecah ombak,” ungkap Syaiful di Muntok, Selasa (25/10/2022).
Syaiful mengatakan minimal harus ada bangunan untuk m/pemecah ombak disisi barat bangunan tersebut, supaya kapal-kapal yang berlabuh bisa dengan tenang saat melakukan bongkar muat.
“Minimal harus ada pemecah ombak, jadi ketika kapal sandar bisa bongkar muat,” jelas Syaiful.
“Apapun itu namanya, sehingga kapal itu bisa tenang ketika dia bongkar muat, karena keadaan dan situasi di daerah ini seperti itu,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan (Kabid) Perhubungan, Dinas Perumahan Pemukiman dan Perhubungan (Disperkimhub) Babar, Juswardi, mengatakan pemecah ombak memang belum dibangun sebab ingin melihat dulu sisi ekonominya.
“Kalau untuk sekarang memang belum, tapi kalau sudah beroperasi akan dibangun pemecah ombak, itu secara anggaran belum ada sisi ekonominya, jadi dilihat ekonominya terlebih dahulu,” papar Juswardi.
Menurutnya, karena pembuatan pemecahan ombak itu harus diukur terlebih dahulu, seperti panjangnya, kedalamannya dan tata letaknya.
“Belum bisa dihitung karena ukurannya belum diketahui dan total dana untuk pembangunannya pun lebih tahu berapa. Yang pasti nanti bangunan pemecahan ombak itu akan dibuat di sebelah barat karena disini angin barat sangat kencang,” pungkasnya. (Oka)