Bulog Hapus Pasar Murah

Ilustrasi

JAKARTA, LASPELA– Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) mulai mengalihkan sistem pasar murah melalui unit usaha Rumah Pangan Kita (RPK) yang dikelola masyarakat langsung. Stabilisasi harga sembako di tingkat konsumen akan ditingkatkan.

RPK merupakan program Bulog agar lebih melibatkan masyarakat dalam stabilisasi harga. Setiap masyarakat yang ingin menjadi mitra RPK harus mempunyai lahan di rumah untuk dijadikan toko RPK dengan melampirkan beberapa syarat administrasi.

Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, saat ini jumlah RPK sudah 18 ribu unit di seluruh wilayah Indonesia. Tahun ini Bulog menargetkan jumlah RPK harus mencapai 30 ribu unit. Pengadaan RPK sudah dimulai sejak April 2016 dengan landasan hukum Perpres No 48/2016 tentang Penugasan Kepada Perum Bulog dalam Ketahanan Pangan Nasional.

Namun Djarot mengakui jumlah RPK saat ini belum cukup menjadi stabilitator harga pangan pokok. Paling tidak dibutuhkan sebanyak 100 ribu RPK agar punya posisi kuat.

“Belum cukup tapi yang penting sudah dimulai dan akan terus dilakukan,” ujar Djarot di Jakarta, Senin (8/5).

Bulog menargetkan jumlah itu bisa tercapai dua tahun mendatang. Namun, letak RPK tidak boleh berdekatan agar persaingan antar-RPK lebih longgar.

Melalui RPK, kata Djarot, ekonomi kerakyatan dalam sebuah komunitas bisa diberdayakan, terutama masyarakat di desa dan pinggiran. “Masyarakat tidak lagi jadi objek tapi subjek,” ujarnya.

Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Bulog Imam Subowo mengatakan, masyarakat yang ingin mendirikan RPK harus menyetor Rp 5 juta untuk tahap awal. Bulog akan mengganti uang tersebut dengan stok sembako sesuai yang dipilih. “Sembako yang kita kasih sesuai biaya awal. Jadi penuh tanpa administrasi,” ujarnya.

Sembako yang tersedia di RPK yakni beras, cabai, gula, minyak goreng, terigu, jagung pakan ternak, kedelai, dan pakan ternak. Bulog akan langsung mendistribusikan pasokan langsung ke setiap RPK.

Nantinya keberadaan RPK sekaligus akan menjadi tempat pasar murah. Selama ini pasar murah dilakukan melalui mobil keliling. “Ini sudah mulai. Kalau sudah banyak, tiap hari nanti akan jadi pasar murah. Itulah jualan Bulog,” kata dia.

Selain pelibatan masyarakat, pihaknya juga sedang menjalin kerja sama antar-BUMN dan pihak swasta untuk pembukaan gerai RPK di berbagai daerah. Bulog, kata Imam, turut membidik 16 ribu BUMDes yang belum aktif dari total 18 ribu BUMDes yang sudah berdiri.

Imam mengatakan, penetapan harga eceran tertinggi (HET) untuk beberapa barang sembako sempat memicu para mitra RPK khawatir. Pesaing harga semakin banyak. Di sisi lain, konsumen semakin diuntungkan karena lambat laun harga sembako semakin turun.

Sebagai konsekuensi, RPK akan terus didorong menjual dengan harga lebih murah. Bulog bersedia menurunkan harga agar mitra RPK tetap mendapatkan keuntungan. “Target kami jualnya harus lebih murah dan bagus. Kami evaluasi terus,” ujarnya.

Kendati demikian, Imam mengaku RPK belum memberikan keuntungan berarti bagi Bulog. Jumlah RPK harus terus ditambah agar efisiensi biaya, terutama distribusi barang bisa ditekan.

Sumber: harnas