Tanjung Binga: Eksportir Ikan Terbesar di Belitung 

Seorang ibu di Tanjung Binga terlihat sedang menjemur ikan asin di pekarangan rumahnya. (foto: Jun)

SIJUK, LASPELA– Tanjung Binga merupakan salah satu Kelurahan di Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung.

Desa ini memiliki berbagai potensi yang menarik bagi wisatawan selain potensi wisatanya, juga potensi ikan asinnya.

Kepala Desa Tanjung Binga, Tarappe, ditemui LASPELA mengatakan, rata-rata warganya adalah nelayan. Maka perkampungan ini pun sering disebut kampong nelayan.

Desa Tanjung Binga menjadi desa eksportir ikan asin terbesar di Belitung. Dalan satu bulan saja, ada sekitar 50 ton ikan asin kering siap ekspor.

Produksi itu belum ditambah produksi untuk kebutuhan lokal. Ikan asin Tanjung Binga dikemas setengah jadi untuk dikirim ke supermarket di Jakarta.

Meskipun potensi desa itu mampu menyejahterakan masyarakat setempat, namun Tarappe mengaku produk ikan asin Tanjung Binga belum punya kemasan menarik yang pastinya berdampak pada tingginya harga jual di pasaran.

Kades yang baru beberapa bulan dilantik ini berencana membangun galeri untuk memasarkan produk lokal Tanjung Binga.

“Kenapa tidak kita manfaatkan potensi ini untuk menaikan harga jual. Apalagi desa kita sering dikunjungi wisatawan,” tanyanya retoris.

Pantauan LASPELA, bicara potensi Tanjung Binga tak hanya soal ikan asin semata. Desa ini juga pengekspor ikan kukus terbesar di Belitung.

Sebulan produksinya melebihi 10 ton untuk dikirim ke Pontianak.

Tanjung Binga juga saat ini berbenah menuju desa wisata dengan memanfaatkan kapal nelayan sebagai alat transportasi ke pulau-pulau sekitar.

Tanjung Binga memang punya akses lebih dekat jika ingin ke pulau Lengkuas, pulau Burung, dan pulau Kepayang.

Selama ini, nelayan Tanjung Binga hanya memanfaatkan kapal untuk melaut. Beda dengan nelayan di Tanjung Kelayang dan Tanjung Tinggi.

“Potensi ini bukan kita tidak tahu. Tapi karena warga lebih banyak melaut,” tegasnya.

Saking singkatnya, tiga pulau menawan itu dapat dilihat langsung dari dermaga nelayan. Tentunya ini akan menjadi pilihan, dengan akses yang singkat sudah pasti lebih murah.

Reporter: Junianto
Editor     : Stefanus H. Lopis