Pelaku UMKM Babel Dibekali Ilmu Ekonomi Digital Syariah

PANGKALAN BARU, LASPELA – Era disrupsi tidak dapat dihindari terlebih sejak pandemi Covid-19 melanda, semua tatanan dengan cepat beralih ke pemanfaatan teknologi digital, tidak terkecuali sektor UMKM. Untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan dalam ekonomi digital, para pelaku UMKM harus mau dan mampu bertransformasi.

Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Abdul Fatah saat menjadi Keynote Speaker pada Kegiatan Seminar Nasional Optimalisasi Potensi Ekonomi Digital Syariah Bagi Pelaku UMKM di Era Pandemi yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Bangka Belitung di Hotel Novotel, Kamis (9/12/2021).

“UMKM punya andil besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional tidak terkecuali Kepulauan Bangka Belitung. Pertumbuhan ekonomi Babel pada triwulan III Tahun 2021 mampu tumbuh sebesai 6,11 persen (y on y). Pertumbuhan ini menjadi pertumbuhan tertinggi untuk wilayah Sumatera,” ujarnya.

Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov. Babel) sendiri terus berupaya mendorong pertumbuhan sektor UMKM mengingat 98,3 persen pengguna internet menggunakan smartphone dan 75 persen pembeli online Indonesia menggunakan smartphone.

“Pemprov. Babel kemudian bekerja sama dengan beberapa e-commerce besar untuk memasarkan produk UMKM Babel. Tidak hanya itu, kita juga melibatkan komunitas serta stakeholders untuk memberi pelatihan-pelatihan digital. Karena untuk bisa bersaing dan bertahan, pelaku UMKM harus memiliki kompetensi di bidang digital,” tegasnya kepada peserta seminar.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Tantan Heroika mengatakan, ekonomi syariah merupakan salah satu alternatif dan pemikiran ekonomi yang saat ini sedang berkembang pesat.

“Di Indonesia pertumbuhan kinerja ekonomi syariah tumbuh lebih baik. Peringkat Indonesia untuk ekonomi Islam secara global meningkat dari peringkat ke-10 menjadi peringkat ke-4 di bawah Malaysia, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Tugas kita ke depan adalah menjadikan Indonesia menjadi pusat keuangan syariah global,” tuturnya.

Tentunya transformasi ini perlu diimplementasikan ke sektor-sektor unggulan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi Babel.

“Di sinilah perlunya mendorong peran usaha syariah serta pengembangan sosial syariah sebagai alternatif pembiayaan yang memperkuat keuangan syariah secara umum,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Biro Ekonomi dan Pembangunan Setda Pemprov. Babel,Ahmad Yani mengatakan bahwa perkembangan ekonomi digital syariah pada masa ini menjadi suatu kebutuhan.

“Banyak program yang telah dilakukan oleh Pemprov. Babel untuk mendukung ekonomi syariah di Babel ini, salah satunya dengan mendorong UMKM menciptakan produk halal dalam mendukung pariwisata halal. Ini sebenarnya peluang kita karena ini sudah menjadi salah satu program PBB,” ujarnya.

Lebih lanjut, dirinya mengatakan jika saat ini Pemprov. Babel memberikan sertifikasi halal secara gratis yang dilakukan bersama MUI dan Disperindag Babel.

“Selain itu, kita juga mulai menerapkan ekonomi syariah di pondok pesantren. Upaya peningkatan kompetensi di bidang digital maupun nilai-nilai ekonomi syariah terus kita lakukan bagi pelaku-pelaku UMKM di Babel. Harapan kita, Indonesia nantinya bisa menjadi salah satu pusat halal produk di dunia,” pungkasnya.

Kegiatan seminar ini juga menghadirkan narasumber Dr. H. Asep Supyadillah selaku Deputy Secretary Dewan Syariah Nasional MUI, Tri Handayani dari Masyarakat Ekonomi Syariah (MES )Pusat, Muhammad Azmi dari MES Babel.(wa)