GJS Kembali Bagi 500 Nasi Kotak Gratis

Belum berpangkat minta jabatan
Tanda orang yang tak tahu diri
Sebelum berangkat tuk Jum’atan
Bagi sedekah jalin silaturrahmi

PANGKALPINANG, LASPELA- Hari ini, Jumat,  (24/02/2017), melalui wadah kecil bernama GJS bersama UMAH UBI ATOK KULOP kembali membagikan 500 nasi kotak kepada petugas kebersihan, satpam, orang gangguan jiwa di jalanan, keluarga pra sejahtera di Pasir Putih dan Tua Tunu, Panti Asuhan Aisiyah Muhammadiyah.

Tim juga mendistribusikan nasi kepada keluarga pasien di RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang, RS Bhakti Wara,  RSUP Air Anyir, RSUD Sungailiat, pemulung sampah di Parit 6 Pangkalpinang dan yang paling mengharukan serta sangat berkesan, Team GJS bersama UMAH UBI ATOK KULOP mendapat kesempatan makan bersama 37 santri penghafal Qur’an yang tinggal di Pesantren Tahfiz Hidayatullah di desa Teru Bangka Tengah.

Di hadapan para Tahfiz Qur’an ini, owner UMAH UBI ATOK KULOP/ Pelopor GJS, Ahmadi Sofyan, meminta kepada pimpinan pesantren, ustadz Irawan dan para santri untuk mendoakan NKRI, Provinsi Kep. Bangka Belitung, para dermawan yang telah ikhlas berbagi nasi kotak melalui GJS UMAH UBI ATOK KULOP agar diberikan kesehatan yang prima, kebaikan, keridhaan Allah SWT serta kelimpahan rezeki untuk terus berbagi.

Rasa syukur dan terima kasih tak pudar diucapkan kepada para dermawan dan pelanggan UMAH UBI ATOK KULOP. Karena kepercayaan dan amanah yang diberikan, maka GJS (Gerakan Jumat Sedekah) bersama UMAH UBI ATOK KULOP semakin eksis melakukan kegiatan rutin gerakan sosial sebelum melaksanakan sholat Jumat.

“Kami tak banyak berarti karena memang hanya sekedar “tukang menghimpun & mendistribusi”. Kami hanyalah pipa kecil mengaliri air jernih bernama para dermawan. Kecil & sederhana, yakni hanya nasi kotak bertuliskan nama dermawan di stiker yang di tempel di setiap nasi kotak tuk dibagikan, kami sambung silaturrahim antara yang memberi dan menerima. Kami sampaikan salam dari mereka yang memberi kepada mereka yang menerima,”.

Melalui GJS ini, kami sedang belajar bahwa bukan berapa banyak dan seberapa besar yang kita sedekahkan, tapi apa yang bisa kita sedekahkan. Dari sini pula kami belajar bahwa “Sedekah tidak harus menunggu harta berlimpah”. (*)

Makan lempah si kepala botak
Ada pengantin orangnya alim
Melalui sedekah nasi kotak
Kita menjalin silaturrahim