KOBA, LASPELA– Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SMP Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Bangka Tengah (Bateng), P Sihombing, membenarkan bahwa ada kedatangan orang tua siswa yang mengadu perihal kekecewaan mereka ke Dindik Bateng karena anak mereka tidak diterima di SMPN 1 Koba.
Menurut Sihombing, pihak Dindik Bateng telah memberikan solusi kepada orang tua siswa yang anaknya tak diterima di SMPN 1 Koba, yaitu dengan menyekolahkan anak mereka ke SMP terdekat lainnya yang berada di sekitaran Kota Koba, seperti di SMPN 2 Koba di Desa Penyak, SMPN 1 Lubuk Besar di Desa Trubus, atau sekolah swasta seperti SMP Muhammadiyah, SMP Stania, dan MTS Al Muhajirin.
“Karena memang di Permendikbudnya begitu, apabila tidak tertampung di satu sekolah maka Dindik mendistribusikan siswa tersebut ke sekolah-sekolah terdekat,” kata Sihombing, Jumat (3/7/2020).
Sihombing mengungkapkan bahwa ada 170 siswa yang tidak diterima di SMPN 1 Koba, dan ada orang tua siswa yang keberatan jika anaknya bersekolah di SMPN 2 Koba dan SMPN 1 Lubuk Besar dikarenakan jaraknya yang cukup jauh. Tetapi Sihombing mengatakan bahwa Pemkab Bateng sudah memiliki bus sekolah sebagai fasilitas untuk siswa, dan pihaknya akan mengusulkan penambahan bus ke Diperkimhub Bateng.
Sihombing menyampaikan bahwa pihak Dindik Bateng tidak bisa berbuat banyak khususnya untuk menambah kelas baru, karena berdasarkan Permendikbud sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah tidak boleh menambah rombongan belajar baru dan tidak boleh menambah ruang kelas baru.
“Jadi kita patuh kepada Permendikbud, nanti kalau kita tabrak Permendikbud malah nambah masalah lagi,” ujar Sihombing.
Sihombing mengatakan wajar bila ada dua kelas yang belum terisi di SMPN 2 Koba sedangkan di SMPN 1 Koba pendaftarannya membludak. Menurutnya hal itu terjadi karena letak rumah dan jumlah Sekolah Dasar (SD) di sekitar SMPN 2 Koba itu lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah SD yang berada di SMPN 1 Koba.
“Wajar saja kalau masyarakat di Penyak cuma dapatnya segitu, kalau di Koba sendiri SD-nya ada 1-8 ditambah SD 15, 9 sekolah tersebut lebih dekat dengan SMPN 1 Koba, kalau di Penyak jarak SD yang dekat dengan SMPN 2 jauh lebih sedikit, jadi kita tidak ada mengatur atau intervensi memaksa harus masuk ke sekolah mana,” pungkas Sihombing.(jon)