Oleh: Nopranda Putra
PANGKALPINANG, LASPELA – Pesta demokrasi Pilkada serentak pada September mendatang media diharapkan harus bisa menempatkan diri dan bersikap netral, guna terciptanya situasi kondisi aman sejuk dan damai.
“Pilkada serentak yang akan dilaksanakan di beberapa kabupaten di provinsi Bangka Belitung nantinya, media harus bisa menempatkan posisi jangan ikut si A atau si B media harus jadi balance atau penyeimbang, jangan jadi juru kampanye salah satu paslon, tapi media harus netral,” kata Profesor M Nuh, Jum’at (28/2).
Ia meminta media harus kedepankan pendekatan promotif, mengangkat keunggulan para paslon masing-masing dan jangan memberikan isu negatif atau kelemahan para paslon.
“Apabila itu terjadi, maka nantinya yang terangkat di publik negatif semua dan bisa saling balas membalas opini negatif antara para paslon,” pintanya.
Ia mengungkapkan, Dewan pers sudah melakukan pertemuan dengan Wakapolri terkait pembahasan peran media dalam Pilkada serentak, agar pelaksanaan Pilkada nantinya dapat berjalan aman, damai dan lancar.
“Dua hari lalu kita sudah bertemu dengan Wakapolri bahas semangat pelaksanaan Pilkada bersama kepolisian menjadi pilkada damai dan pers media berkulaitas tidak ikut sebagai sponsor mesin pemanas,”
Menurutnya, kalau diangkat positif terus akan tercipta suasana Pilkada damai sehingga pemilih rasionalitasnya jalan karena tidak dengan suasana emosi, akhirnya bisa memilih yang terbaik,”
Untuk itu, ia menegaskan kembali pers jangan jadi juru kampanye para paslon dan juga jangan memanas-manasin berita para paslon yang dari sisi negatifnya harus objektif.
“Intinya saya nitip pers media jangan jadi jurkam paslon jangan negatif yang diangkat, semuanya diberitaain sajalah pers harus objektif dalam pemberitaan,”
Kendati demikian, lanjut dia beda hal dengan berita bersifat advertorial karena setiap paslon pasti ada media partnernya untuk mengemas berita positif ke ranah publik.
“Saya tahu para paslon punya media partner dan itu bisa disiasati yakni dengan model pendekatan advertorial (adv). Kalau adv lain lagi karena mereka bayar, tapi kalau pemberitaan biasa harus balance dan objektif, kalau adv tidak apa-apa, karena media partner,”
Ia menjelaskan pada acara Hari Pers Nasional 2020 di Banjarmasin, Kalsel, Sabtu 8 Februari lalu bahwa ia menyampaikan Pilkada harus damai, jangan manas manasin, media harus bisa jadi pendingin suasana. Hal itu ia sampaikan saat acara HPN 2020 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan beberapa waktu lalu.
“Acara HPN 2020 di Banjarmasin kemarin, saya sampaikan bahwa media itu menjadi pendingin disaat panas, jadi penghangat disaat kebekuan,”
Tapi kalau suasana pilkada adem ayem, lanjut dia tidak ada rasanya pesta demokrasi atau kontestasinya maka media harus menjadi penghangat, bukan pemanas karena tidak boleh jadi pemanas dengan tujuan kita ingin membangun optimisme dan partisipasi tinggi dalam pelaksanaan Pilkada nantinya,” paparnya. (Pra)